Menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi di negara saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud) menggelar aksi simbolik memperingati September Hitam, Kamis (4/9) malam. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi di negara saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud) menggelar aksi simbolik memperingati September Hitam.

Kegiatan yang digelar berupa doa bersama dan bakar lilin, Kamis (4/9) malam ini sebagai bentuk sikap kemanusiaan, solidaritas, serta kepedulian bersama untuk mengusut tuntas kejahatan dan kebobrokan negara. Mereka menyerukan agar pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat karena Vox Populi Vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan.

Aksi simbolik melalui doa bersama dengan membakar lilin sebagai simbol menerangi Indonesia. Acara berlangsung di Ruang Terbuka Hijau Kampus Unud Sudirman.

Ketua BEM Unud, I Wayan Arma Surya Darmaputra mengatakan melalui aksi ini mahasiswa Unud menekankan sikap dalam menyikapi kondisi bangsa dan negara yang sedang tidak baik-baik saja. Situasi tersebut disikapi dengan doa untuk mendoakan para korban dan pejuang yang gugur dalam memperjuangkan dan menjaga bangsa ini dalam bentuk menyampaikan aspirasi secara terbuka.

Baik dari Indonesia Merdeka sampai rezim hari ini perjuangan melalui penyampaian aspirasi itu tetap ada.

Baca juga:  Family Office Berpotensi Buat Bali Makin Karut-marut

“Kami memperingati peringatan September Hitam tahun 2025 dengan acara doa bersama akan situasi bangsa yang sedang tidak baik saat ini. Kami berharap pemerintah sebagai garda terdepan dalam melangsungkan negara agar lebih mengedepankan dan mendengar aspirasi rakyat, karena dalam hukumnya pun ada adagium yang bahwasanya ‘Vox Populi Vox Dei’, suara rakyat adalah suara Tuhan,” ujarnya disela-sela aksi.

Pada aksi simbolik ini, mahasiswa Unud juga menyampaikan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua BEM.

Pertama, menyuarakan aspirasi publik secara terbuka dan bertanggung jawab sebagaimana dijamin dalam Pasal 28E UUD 1945 serta Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, dengan menjunjung tinggi kepentingan rakyat dan masa depan bangsa.

Kedua, menolak keras segala bentuk kekerasan, provokasi, tindakan anarkis, dan penyebaran informasi menyesatkan yang berpotensi merusak persatuan bangsa serta menggerus nilai-nilai kearifan lokal Bali. Dalam hal ini mereka mendesak aparat penegak hukum agar bertindak tegas, adil, dan proporsional terhadap setiap pelanggaran hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Baca juga:  Tegas Tolak 2 Ormas Ini di Bali, Koster: Bali Sudah Miliki Sipandu Beradat

Ketiga, menyerukan ketegasan profesionalitas dan humanisme aparat keamanan dalam melaksanakan tugas menjaga ketertiban. Aparat harus mengedepankan sikap persuasif, proporsional, dan berorientasi pada pencegahan konflik agar tidak menimbulkan gesekan yang merugikan hubungan antara masyarakat dan negara.

Keempat, meneguhkan komitmen bersama dalam merawat daya kritis, memperkuat ruang dialog yang sehat, dan memperjuangkan cita-cita reformasi melalui penyampaian aspirasi yang bijak, bermartabat, dan konstruktif. Komitmen ini harus diiringi dengan ikhtiar menjaga harmoni sosial dan kedamaian di Bali, berlandaskan ajaran Tri Hita Karana serta semangat musyawarah dan gotong royong.

Kelima, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berjuang dan berkomitmen sebagai bangsa yang selalu dan senantiasa memperkuat persatuan dan kesatuan nasional, sekaligus menghindari penggunaan isu yang bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam merespons dinamika bangsa yang tengah berlangsung.

Darmaputra menegaskan bahwa mahasiswa Unud meyakini bahwa perguruan tinggi bukan hanya ruang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis, keberanian nurani, serta kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada komitmen konstitusional sebagaimana tertuang dalam Pancasila, UUD 1945, serta Bhinneka Tunggal Ika.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Turun di Bawah 3.000 Orang, Bali Kembali Masuk 5 Besar

Oleh karena itu, diungkapkan bahwa mahasiswa Unud berkomitmen untuk selalu menyikapi situasi dan kondisi bangsa yang tengah berlangsung. Menurutnya, sejarah perjalanan bangsa menunjukkan bahwa mahasiswa senantiasa menjadi salah satu aktor strategis dalam menentukan arah perubahan sosial dan politik Indonesia.

Dari masa ke masa, keberadaan mahasiswa tidak hanya terbatas pada ranah intelektual semata, melainkan juga tampil sebagai kekuatan moral dan agen pembaruan yang konsisten menggugah kesadaran kolektif masyarakat.

Ditegaskan bahwa Mahasiswa Unud dengan berbekal semangat intelektualitas, keberanian nurani, serta tanggung jawab historis, menegaskan komitmen untuk senantiasa berada di garis terdepan bersama rakyat dalam memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan tegaknya prinsip-prinsip demokrasi.

Dengan demikian, suara mahasiswa bukan sekadar artikulasi dari ruang akademik, tetapi lebih jauh merepresentasikan denyut perjuangan rakyat dalam upaya mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, adil dalam tatanan sosial, dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN