
SINGARAJA, BALIPOST.com – Suasana haru menyelimuti prosesi pengabenan anggota DPRD Provinsi Bali, Jro Nyoman Ray Yusha, yang digelar pada Selasa (14/10) di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Ratusan warga dan kerabat turut mengiringi perjalanan terakhir almarhum menuju setra. Sejak pukul 08.00 WITA, keluarga dan masyarakat tampak sibuk mempersiapkan upacara pengabenan di rumah duka, Banjar Dinas Batu Ngadeg. Sekitar pukul 10.00 WITA, layon diturunkan untuk prosesi pemandian, kemudian tepat pukul 11.00 WITA, iring-iringan jenazah bergerak menuju setra Desa Adat Tajun yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah duka.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD Golkar Provinsi Bali, Gede Sumarjaya Linggih, yang juga merupakan kerabat dekat almarhum, tampak ikut melayat.
Sumarjaya menjelaskan, Ray Yusha merupakan sosok pekerja keras dan pantang menyerah. Ia sangat salut dengan perjuangan yang dilakukan oleh almarhum semasa hidupnya. Keberaniannya mencoba hal baru patut jadi teladan bagi generasi muda.
“Beliau sempat mencalonkan diri sebagai Bupati, juga sebagai calon DPR RI. Prinsipnya, setiap tantangan harus dihadapi. Beliau tidak takut gagal, karena dari kegagalan, lahir keberhasilan,” tambahnya.
Meski tidak dari partai yang sama, keduanya kerap melakukan diskusi politik. Terkadang pandangan keduanya kerap bertolak belakang. Begitupun sebaliknya, dalam diskusi intens yang dijalani kerap mendapatkan hasil diskusi yang maksimal. Ia juga mengaku pertemuan terakhir mereka terjadi sekitar dua bulan lalu. Saat itu, Ray Yusha masih tampak sehat dan berbicara dengan suara lantang.
“Meski kami berada di beda partai, diskusi yang berbeda arah tidak pernah menjadi masalah. Demokrasi memberi ruang untuk itu. Perbedaan justru membuat diskusi semakin hidup,” kenangnya.
Sementara itu, Gede Rencana, salah satu kerabat dekat, mengenang sosok almarhum sebagai pribadi yang sederhana, bijak, dan mudah bergaul. Sejumlah kenangan pun didapat bersama almarhum semasa hidupnya.
“Beliau orangnya sosial, tidak banyak basa-basi. Kenangan paling berkesan saat menjelang Pilpres, kami berangkat ke Denpasar tengah malam untuk acara di Renon. Mobil kehabisan bensin dan ban pecah di jalan, tapi beliau tetap semangat,” tuturnya.
Untuk diketahui, Jro Nyoman Ray Yusha meninggal dunia pada usia 75 tahun, Sabtu (4/10) sore, di RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar, setelah menjalani perawatan intensif akibat kondisi kesehatan yang menurun dalam beberapa hari terakhir.
Almarhum dikenal sebagai politisi senior dan birokrat berpengalaman dari Dapil Buleleng. Perjalanan hidupnya yang panjang, penuh dedikasi, dan keberanian merantau menjadi inspirasi bagi banyak orang. (Nyoman Yudha/Balipost)