Ray Yusha. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, Nyoman Ray Yusha, meninggal dunia pada Sabtu (4/10) di RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar. Politikus senior Partai Gerindra ini menghembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan intensif.

Kursi yang ditinggalkannya akan segera diisi melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Mengacu pada Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali Nomor 43 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPRD Provinsi Bali Tahun 2024, Komang Dyah Setuti, S.Sn., M.I.Kom., menjadi sosok yang paling berpotensi menggantikan posisi almarhum.

Dalam pemilu legislatif terakhir, Dyah Setuti meraih 6.196 suara sah, menempati posisi perolehan suara terbanyak ketiga di internal Partai Gerindra. Di atasnya ada Gede Harja Astawa, S.H. dengan 9.028 suara, sementara Ray Yusha memperoleh suara tertinggi, yakni 12.416 suara.

Saat dikonfirmasi Senin (6/10), Dyah Setuti memilih untuk tidak banyak berkomentar. Ia menyampaikan bahwa seluruh kader Partai Gerindra masih berada dalam suasana duka mendalam.“Sepertinya saya belum berani memberikan statement apa pun, karena orang terbaik di partai telah berpulang. Kami masih berduka,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.

Baca juga:  Soal PAW Perbekel Tulikup, Pemkab Gianyar Tunggu Ini

Sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Gede Harja Astawa, membenarkan kabar meninggalnya Ray Yusha. Dikatakan, Jro Yusha menghembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan. “Mari kita doakan bersama, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan mengikhlaskan,” ujarnya, Sabtu (4/10) malam.

Dalam tugasnya sebagai anggota DPRD Bali, Jro Yusha duduk di Komisi III yang membidangi urusan pembangunan. Mulai dari pekerjaan umum, tata ruang, perumahan rakyat, lingkungan hidup, perhubungan, hingga pertambangan dan energi. Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Badan Kehormatan DPRD Bali:

Harja Astawa menuturkan Ray Yusha dikenal sebagai sosok yang bersemangat dan aktif hingga akhir hayatnya. Bahkan, pada Senin (29/9) lalu, almarhum masih menghadiri rapat Panitia Khusus DPRD Bali terkait tata ruang, aset, dan perizinan. Pasalnya, almarhum juga menjadi anggota Panitia Khusus Tata Ruang, Aset, dan Perijinan (Pansus TRAP) DPRD Bali dan dikenal sangat vokal menyuarakan persoalan tata ruang di Bali.

Baca juga:  Ruang Kerja Mang Jangol Digeledah

Di sejumlah forum, ia bahkan kerap menyoroti banyaknya pelanggaran pembangunan, serta pengelolaan alam yang mengabaikan kualitas dan fungsi lingkungan hidup. “Beliau kontak saya hari Senin malam masih semangat, rapat terakhir ikut dengan kami di pansus, itu masih kenceng. Setelah itu informasinya beliau agak kecapean, kemudian check up, istirahat di RS Ngoerah. Tiba-tiba, infonya tadi sudah berpulang,” tuturnya.

Dalam kiprahnya di legislatif, Jro Yusha dikenal sangat aktif turun ke lapangan dan sangat jarang absen dalam kegiatan kerja dewan, meski sempat mengalami keterbatasan kesehatan. “Periode sebelumnya beliau bahkan sempat ngantor dengan kursi roda, tapi tetap semangat. Bahkan sekarang sebagai Ketua Pansus Raperda Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Bali, beliau paling getol ikut kunjungan kerja ke luar daerah maupun ke lapangan,” kata Harja Astawa.

Baca juga:  Lanud I Gusti Ngurah Rai Gelar Patroli Pendisiplinan Protokol Kesehatan

Menurut Harja Astawa, Fraksi Gerindra merasa sangat kehilangan atas kepergian Ray Yusha yang disebut sebagai sosok senior, teladan, sekaligus pejuang partai. Di mata rekan-rekan sefraksi, Jro Yusha merupakan sosok yang gigih, penuh dedikasi, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat.

Selain kiprahnya di DPRD, Jro Yusha juga pernah menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Buleleng periode sebelumnya. Keaktifannya membangun partai di daerah asalnya menjadikan ia salah satu figur penting yang disegani dalam tubuh Gerindra Bali. “Kami sangat terkejut dan bersedih. Tapi kami mengikhlaskan kehendak yang maha kuasa. Mohon doanya, semoga arwah beliau bisa menyatu pada Sang Pencipta,” tutur Harja Astawa.

Hingga Sabtu malam, pihak keluarga dan kader partai masih melakukan koordinasi terkait prosesi pengabenan. Mengingat di Desa Tajun, Buleleng kini sedang melangsungkan karya (upacara agama). Saat ini, jenazah Ray Yusha masih berada di RSUP Prof. Ngoerah sambil menunggu kepastian waktu pemulangan ke rumah duka. (Nyoman Yudha/balipost)

 

BAGIKAN