
BANGLI, BALIPOST.com – Polres Bangli terus mendalami kasus perkelahian berdarah yang terjadi di Desa Songan A, Kintamani pada Minggu (12/10). Insiden tersebut telah menewaskan dua orang bersaudara dan menyebabkan satu orang lainnya mengalami luka parah.
Korban meninggal masing-masing bernama I Ketut Artawan dan Jero Sumadi. Sementara korban luka yakni I Wayan Ruslan. Ketiga korban merupakan warga Banjar Tabu.
Kasi Humas Polres Bangli Iptu I Ketut Gede Ratwijaya Senin (13/10), mengungkapkan bahwa penanganan kasus tersebut kini telah ditingkatkan statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan.
“Jadi rekan kami yang di Satreskrim sekarang mendalami peran ketiga pelaku kasus penganiayaan yang berujung maut tersebut,” jelasnya.
Selain itu untuk mengungkap penyebab pasti kematian, polisi juga melaksanakan otopsi terhadap jenasah dua korban meninggal. Otopsi dilakukan di Rumah Sakit Prof. Ngoerah Denpasar.
Untuk menjaga keamanan dan mencegah adanya potensi konflik susulan, aparat keamanan gabungan TNI dan Polri melakukan penjagaan ketat di desa tersebut. “Sesuai perintah Kapolres, personel stand by penjagaan memantau situasi,” terangnya.
Ratwijaya mengatakan, saat ini situasi di Banjar Tabu, Desa Songan A dilaporkan kondusif. Penjagaan akan dilakukan sampai ada perintah pimpinan lebih lanjut.
Dijelaskan bahwa kronologi kejadian berdarah ini bermula dari adanya chat lewat masengger (Facebook) yang dikirimkan akun FB Zerro Semedhi milik korban Jero Sumadi yang dikirim ke akun mesengger milik I Ketut Arta pada Minggu (12/10) sekitar pukul 07.46 WITA.
Isi chat tersebut membahas permasalahan terkait penyetopan mobil jeep yang berujung Jero Sumadi menantang Ketut Arta untuk berkelahi.
Tak lama setelah itu, sekitar pukul 08.00 WITA, saat Ketut Arta melewati warung milik Jero Sumadi, dirinya di hadang oleh Jero Sumadi, Ketut Karwata dan I Wayan Ruslan. Ketiganya dilaporkan membawa sajam. Namun Ketut Arta berhasil melarikan diri.
Ketut Arta kemudian menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada kakaknya yang bernama I Jero Wage tentang isi chat mesengger yang dikirimkan oleh Jero Sumadi dan memberitahukan bahwa dirinya juga sempat dihadang.
Selanjutnya, Ketut Arta dan I Jero Wage memutuskan untuk mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan berjalan kaki. Mereka mempersiapkan diri dengan membawa senjata tajam.
I Jero Wage membawa senjata tajam berupa tombak, sementara Ketut Arta membawa 2 bilah pedang. Di tengah perjalanan menuju TKP, Ketut Arta memberikan 1 pedangnya kepada I Nyoman Berisi.
Setibanya di TKP, Ketut Arta sempat diserang, yang kemudian menyulut emosi Ketut Arta, I Jero Wage, dan I Nyoman Berisi. “Para pelaku akhirnya menyerang para korban dengan senjata tajam yang dibawanya,” kata Ratwijaya.
Ketiga korban kemudian dilarikan ke RSUD Bangli untuk penanganan medis. Namun nahas, I Ketut Artawan dan Jero Sumadi dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, I Wayan Ruslan mengalami luka parah.
Direktur RSUD Bangli, dr. I Dewa Gede Oka Darsana mengatakan korban luka telah menjalani operasi. Pasien kini dirawat di ruang intensif care. Kondisi pasien dikatakan stabil. “Astungkara sudah membaik kondisinya,” kata Oka Darsana. (Dayu Swasrina/Balipost)