Sejumlah peserta Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami mengikuti simulasi dalam menghadapi gempa bumi di Muntig Siokan Mertasari, Denpasar, Selasa (7/10). Kegiatan yang ini sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat siaga bencana gempa bumi dan tsunami.(BP/eka)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Potensi bencana gempa bumi dan tsunami termasuk banjir di Denpasar cukup tinggi. Maka dari itu masyarakat pesisir khususnya Desa Sanur Kauh diberikan Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) dan Tsunami.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Selasa (7/10) mengatakan, agar masyarakat Denpasar mengetahui informasi – informasi yang didapat dari BMKG sedari awal baik potensi bencana banjir, gempa bumi, dan tsunami maka BPBD Denpasar dan Kominfo Denpasar bekerjasama dengan BMKG.

Ia berharap dengan informasi yang disampaikan, masyarakat lebih aware dengan imbauan yang dikeluarkan BMKG maupun Pemkot Denpasar. “Ke depan Pemkot akan meningkatkan kolaborasi dengan BMKG Denpasar dan Bali yang memang 10 September lalu kita sempat menghadapi bencana banjir bandang. Semenjak bencana itu, kami di Pemkot Denpasar selalu memperhatikan apa yang diumumkan oleh BMKG. Hampir setiap hari saya buka informasi BMKG,” ujarnya.

Baca juga:  Bedeng Proyek Ludes, Dua Motor Terbakar

Untuk itu, informasi BMKG tersebut akan dioptimalkan sebarannya bekerjasama dengan Kominfo Denpasar. “Sehingga apapun bentuk bencana yang mungkin dihadapi di Denpasar, kita selalu siap,” ujarnya.
Makanya kesiapsiagaan terhadap bencana dituangkan ke dalam misi II-nya dalam visi misinya saat mencalonkan wali kota dan wakil. Selain untuk meningkatkan keamanan, ketertiban masyarakat, ia juga memasukkan kesiapsiagaan bencana. “Karena kami tahu Denpasar menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap potensi bencana baik bencana gempa bumi, tsunami, dan banjir,” ujarnya.

Ia mengaku beruntung karena BMKG mengusulkan salah satu desa di Denpasar yaitu Desa Sanur Kauh sebagai desa siaga tsunami dengan standar kesiagaan internasional. Karena Sanur sangat potensi dalam menghadapi bencana tsunami mengingat ada di wilayah pesisir apalagi di sisi selatan Pulau Bali ada lempeng besar yang berpotensi megathrust.

Baca juga:  1,5 Juta Euro Disalurkan untuk Gempa Palu

Ke depan akan ditularkan ke desa pesisir yang lain karena ada beberapa desa yang ada di pesisir yaitu Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja, Sanur Kauh, Kesiman Kertalangu, Serangan, Pemogan, Pedungan.

Kepala Stasiun Geofisika Denpasar Rully Oktavia Hermawan mengatakan, berdasarkan hasil monitoring setiap hari, Denpasar sangat rawan terdampak gempa dan tsunami. “Seperti gempa yang terjadi beberapa hari kemarin sangat terasa di Denpasar padahal sumber gempa cukup jauh di Madura,” ungkapnya.

Baca juga:  Desa Ini Dikukuhkan Jadi Komunitas Siaga Bencana Tsunami Unesco

Selain itu jumlah sesar cukup banyak yaitu 30, di bawahnya ada lempeng besar yang berpotensi megathrust dan di atasnya ada back arc thrust Flores sehingga harus siap.

Dalam sekolah lapangan ini ada beberapa materi yang diberikan diantaranya potensi kegempaan, simulasi. Simulasi susur jalur juga dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman masyarakat mengingat peta bahaya tsunami telah terpasang di beberapa titik termasuk Muntig Siokan.

Dari peta yang sudah terpasang, masyarakat diharapkan dapat memprediksi berapa waktu antara gempa dan tsunami terjadi untuk dapat mengevakuasi diri. “Mereka diharapkan memahamo golden time, waktu yang baik evakuasi berapa menit, dan berlari ke arah jalur evakuasi yaitu mencari wilayah yang lebih tinggi,” ujarnya.(Cita Maya/balipost)

 

BAGIKAN