
TABANAN, BALIPOST.com – Serangan hama salah satunya tikus masih mengancam lahan pertanian padi di Kabupaten Tabanan. Bahkan untuk hama tikus mengakibatkan gagal panen (puso) di lahan seluas 11 hektar di Tempek Pekarangan Subak Tuka, Desa Perean Tengah, Kecamatan Baturiti, dari total luas tanam padi yang mencapai 1.557 hektare.
Meski demikian, Dinas Pertanian Tabanan memastikan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) periode ini tidak sampai berpengaruh signifikan pada capaian produksi padi kabupaten.
Data dari Dinas Pertanian setempat mencatat, selama periode pengamatan 1–15 September 2025, serangan OPT terutama tikus, wereng batang coklat, hingga penyakit blas, ditemukan di lahan pertanian dengan total puluhan hektare yang terdampak.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Purnayasa, mengatakan serangan hama khususnya tikus di Subak Tuka ini memang sudah sering terjadi setiap musim tanam. “Kalau sebelumnya hanya sampai kerusakan ringan dan sedang, tetapi sekarang sampai gagal panen,” jelasnya, Kamis (25/9).
Ia mengatakan, populasi tikus di wilayah Baturiti meningkat karena dipicu ketersediaan bahan makanan yang mendukung perkembangan hama. “Tikus itu sifatnya migrasi sampai puluhan kilometer, yang tentunya bisa memperluas risiko serangan di lahan pertanian,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi serangan berulang, Dinas Pertanian Tabanan menyiapkan langkah pengendalian pascapanen. Purnayasa menyebutkan pihaknya bersama Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan telah melakukan pengecekan lapangan, langkah antisipatif yang akan di laksanakan seperti sosialisasi kepada para petani dan pelaksanaan gerdal dan direncanakan akan melaksanakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) tikus.
Metode yang akan ditempuh salah satunya pengropyokan massal dengan melibatkan petani dan kelompok subak. Selain tikus, ancaman hama lainnya seperti penggerek batang (PB) juga ditemukan di Kecamatan Selemadeg Timur.
Dari total luas tanam padi 276 hektar, sebanyak 2 hektar terserang dengan intensitas ringan. Di Kecamatan Kediri, dari total 294 hektar luas tanam padi, 10 hektar sempat terdampak serangan PB, namun berhasil dipulihkan.
Serangan penyakit tanaman juga muncul di sejumlah wilayah. Di Kecamatan Pupuan seluas 1 hektar dari total 148 hektar lahan padi terserang penyakit blas dengan intensitas ringan. Sementara di Kecamatan Penebel, lahan seluas 5 hektar dari total 2.995 hektar, sempat terserang penyakit tungro.
Di Kecamatan Selemadeg dari total luas tanam 372 hektar, sebanyak 43 hektar lahan yang sebelumnya terdampak serangan tikus kini sudah kembali normal.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Suadiaya, menegaskan di tengah serangan hama yang cukup banyak, namun tidak sampai mempengaruhi hasil produksi di kabupaten. “Luas serangan relatif kecil dibanding total luasan tanam, sehingga masih bisa ditangani asalkan pengendalian terus dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.(Puspawati/balipost)