Kapal Phinisi. (BP/Instagram @alexaprivatecruises)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pembangunan Benoa Marina di Bali bergerak maju sebagai marina layanan penuh pertama di Indonesia, dengan target dermaga awal beroperasi pada paruh kedua 2025.

Fase perdana direncanakan menyediakan sekitar 40 dermaga berikut utilitas inti untuk kapal layar dan kapal motor wisata. Proyek ini diharapkan memperkuat posisi Bali sebagai hub pelayaran mewah di Asia Tenggara.

Penguatan infrastruktur maritim datang di tengah pemulihan lalu lintas wisata. Data pergerakan penumpang di Bandara Ngurah Rai pada Agustus 2025 tercatat meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya, sementara 2024 Bali menerima lebih dari 6,3 juta wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Indeks Ekspektasi Makroekonomi Masih Pesimis

Pemerintah daerah juga telah menegakkan Bali Tourism Levy bagi turis mancanegara untuk mendukung pelestarian budaya dan lingkungan.

Pembayaran levy direkomendasikan melalui situs resmi Love Bali sehingga wisatawan memperoleh voucher QR sebagai bukti.

Bagi pelaku industri, kehadiran marina di Benoa membuka peluang rute Bali–Labuan Bajo yang kian diminati. Jalur udara langsung Denpasar–Labuan Bajo yang dilayani beberapa maskapai memudahkan wisatawan menggabungkan liburan Bali dengan eksplorasi Taman Nasional Komodo lewat paket pelayaran privat bersama ALEXA Private Cruises.

Baca juga:  KTT ASEAN Jadi Ajang Promosi NTT
Pink Beach. (BP/Instagram @alexaprivatecruises)

Di sisi permintaan, pasar private cruises terus tumbuh seiring tren wisata berkelanjutan dan personalisasi pengalaman. Sejumlah operator menawarkan rute berlayar terkurasikan di perairan timur Indonesia.

Untuk perencanaan perjalanan, wisatawan dapat merujuk panduan musiman seperti waktu terbaik berkunjung ke Komodo (umumnya April–September saat kondisi laut cenderung lebih bersahabat) agar jadwal jelajah pulau dan titik snorkeling lebih optimal.

Otoritas juga mengingatkan etika kunjungan di kawasan konservasi. Di Taman Nasional Komodo, wisatawan wajib didampingi pemandu resmi, tetap pada jalur yang ditentukan, serta tidak membawa pulang objek alam termasuk pasir dan karang.

Baca juga:  Memori Kolektif ‘’New 7 Wonders’’

Ketentuan ini dimaksudkan menjaga keselamatan dan kelestarian habitat satwa liar, termasuk komodo.

Dengan kombinasi akses udara yang memadai, pembangunan marina di Benoa, dan perhatian pada praktik wisata bertanggung jawab, Bali berpeluang memperkuat nilai tambah sebagai gerbang pelayaran premium menuju gugus pulau timur Indonesia—mulai dari Komodo hingga lintasan musim ke Raja Ampat—sekaligus memastikan manfaat ekonomi pariwisata berjalan seiring pelestarian lingkungan dan budaya. (Adv/balipost)

BAGIKAN