
MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, melakukan normalisasi alur sungai di sejumlah wilayah yang kerap menjadi langganan banjir. Pembersihan sedimentasi dilakukan di beberapa aliran sungai, di antaranya Sungai Penet, Sungai Yeh Poh, Sungai Batu Culung, serta Sungai Tukad Mati.
Selain itu, Pemkab Badung juga melakukan penanganan sampah akibat banjir yang menumpuk di aliran Sungai Batu Culung, kawasan Baluran, Kerobokan Kaja, hingga pembersihan sampah di Sungai Sunset Road, Kuta. Tidak hanya itu, aksi serupa juga dilakukan di halte Jimbaran, Kuta Selatan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra, menyampaikan pihaknya mengerahkan sejumlah peralatan berat untuk mempercepat proses normalisasi. “Melakukan pembersihan sungai di kawasan Badung dengan mengerahkan 22 alat, seperti amphibi excavator (ampibi), excavator dan loader,” ungkap Rama Putra, pada Selasa (16/9).
Menurutnya, alur sungai yang telah dibersihkan, yakni alur sungai Penet, Yeh Poh, termasuk Tukad Mati. Hanya saja pihaknya tidak menghitung berapa sampah yang dihasilkan. “Kami tidak menghitung (jumlah sampah -red), kami hanya melakukan pendalaman, dan sampah untuk sementara diberikan membawa ke TPA Suwung,” katanya.
Dikatakan, normalisasi sungai menjadi langkah penting karena selain mengurangi sedimentasi, juga mampu mengantisipasi penumpukan sampah yang dapat menyumbat aliran air. Dinas PUPR Badung juga menggandeng masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. “Dengan normalisasi ini, kami berharap aliran sungai dapat kembali lancar sehingga air hujan tidak meluap ke jalan maupun permukiman warga,” ucapnya.
Di sisi lain, status tanggap darurat bencana banjir yang ditetapkan selama 7 hari mulai 10-16 September di Badung telah berakhir. Langkah selanjutkan adalah pascabencana yang penanganannya akan dilakukan oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Sesuai arahan Bupati Badung, kita putuskan status tanggap darurat bencana di kabupaten badung kita cabut. Selanjutnya penanganan pasca bencana banjir dilakukan OPD masing-masing, dengan tetap melakukan koordinasi, monitoring sehingga percepatan penanganan pasca bencana banjir dapat dilakukan dengan baik,” jelas Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, situasi banjir di Badung per 15 September 2025, terdapat 353 titik lokasi. Dengan jumlah terdampak mencapai 860 KK. Bencana banjir mengakibatkan 1 orang meninggal di Kecamatan Kuta Utara dan 3 orang korban hilang di Mengwitani. Fokus utama penanganan banjir yaitu pembersihan material sisa banjir, perbaikan infrastruktur, distribusi bantuan sembako, serta monitoring kesehatan warga. Selain itu difokuskan pencarian korban hilang oleh tim gabungan (TNI, Polisi, SAR, BPBD, Linmas). (Parwata/balipost)