Banjir bandang merusak lahan pertanian di Songan. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah lahan pertanian milik warga di Desa Songan, Kintamani rusak akibat diterjang banjir bandang. Banjir terjadi saat hujan deras melanda wilayah desa setempat Jumat (7/2).

Seperti yang terpantau pada lahan pertanian milik Wayan Suardana di Banjar Hulundanu. Pascabanjir, lahan pertaniannya seluas kurang lebih 25 are kini rusak tertimbun material lumpur hingga satu meter lebih.

Lahan pertaniannya juga dipenuhi sampah kayu dan bambu yang terbawa banjir. Menurut Suardana, kondisi seperti ini sudah biasa terjadi setiap musim hujan. “Setiap hujan banjirnya pasti lari ke lahan pertanian saya,” ungkapnya.

Namun beruntung dalam kejadian banjir kali ini, lahan pertaniannya sedang kosong, tidak berisi tanaman. Biasanya lahan pertaniannya diisi tanaman bawang, tomat atau cabai.

Baca juga:  Akan Disanksi, Pembuang Sampah Sembarangan

Ia mengaku sengaja mengosongkan lahannya karena sudah belajar dari pengalaman tahun sebelumnya. Dimana setiap musim hujan akan terjadi banjir. “Jadi biar tidak rugi banyak saya sengaja kosongkan,” terangnya.

Agar bisa digarap kembali, material lumpur dan sampah yang menutup lahannya tersebut nantinya harus dikeruk. Karena material yang menimbun lahan pertaniannya sangat tebal, maka untuk mengeruknya ia harus menyewa alat berat. “Tahun lalu saya harus keluarkan Rp 3 jutaan untuk biaya alat berat,” katanya.

Kerusakan lahan pertanian akibat banjir bandang juga dialami warga lainnya. Jero Widiarta, warga Banjar Hulundanu mengungkapkan, terjangan banjir membuat lahan pertanian milik pamannya hancur.

Baca juga:  Pascapandemi COVID-19, Pertanian Dikhawatirkan Kembali Ditinggalkan

Tomat yang sudah siap panen rusak terkena lumpur. “Kurang lebih ada 4.500 pohon tomat yang rusak,” ujarnya.

Akibat kejadian itu, pamannya kini harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Terlebih harga tomat saat ini sedang bagus yakni Rp 7-8 ribu per kilogram.

Sedangkan pada lahan pertanian miliknya, kata Jero Widiarta tidak terlalu banyak mengalami kerugian. Sebab lahannya hanya dilalui air.

Ia pun tidak banyak merugi karena tanamannya cabainya sudah selesai dipanen. “Saya sudah antisipasi, karena dari tahun ke tahun setiap bulan februari biasanya ada banjir. Makanya saya tanam mendahului biar tidak rugi,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli Wayan Sarma mengaku masih akan mendata total keseluruhan lahan pertanian milik warga yang terdampak banjir bandang. Pendataan dilakukan by name by address.

Baca juga:  AS Dilanda Banjir Bandang, Puluhan Orang Tewas

Nantinya dari data itu, pihaknya akan mengajukan usulan bantuan ke pemerintah pusat. “Selama ini usulan yang kami ajukannya ditindaklanjuti oleh pusat. Paling tidak, dibantu benih,” ujarnya.

Bagi petani yang usahanya memanfaatkan kredit bank, Dinas PKP Bangli juga akan membantu memberikan surat rekomendasi/keterangan yang menyatakan bahwa lahan pertanian mereka sedang terkena musibah. Sehingga dengan demikian petani diharapkan bisa diberikan tenggang waktu pembayaran kredit oleh pihak bank. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN