Proyek betonisasi di aliran Sungai Betel, yang dihentikan sementara. (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Video proyek betonisasi dan pembuatan bronjong yang dilakukan oleh pihak SPBE (stasiun pengisian bulk elpiji) di aliran Sungai Betel, yang berada di Banjar Dinas Pangitebel, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, viral di media sosial (medsos). Dengan viralnya video tersebut, camat bersama dengan perangkat desa mengecek lokasi proyek tersebut.

Setelah dilakukan pengecekan, proyek tersebut dihentikan sementara sampai ada titik terang atau jalan keluar karena diduga diduga menyebabkan penyempitan aliran Sungai Betel hingga memicu banjir di wilayah setempat.

Baca juga:  Pembangunan Tempat Usaha di Kawasan TWA Penelokan Dihentikan

Terkait video penyempitan aliran Sungai Betel, Camat Manggis, I Putu Eka Tirtana mengaku belum bisa berkomentar banyak. Sebab, pihaknya tak tahu apakah proyek tersebut melanggar atau tidak, karena semua kewenangannya ada di Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.

“Tadi pagi kami bersama pihak desa sudah turun ke lokasi proyek dan dari pertemuan tadi telah disepakati kalau pengerjaan proyek tersebut dihentikan sementara,” ucapnya.

Baca juga:  BPBD Ungkap Penyebab Banjir di Sejumlah Wilayah di Bali

Eka Tirtana mengatakan, mengingat proyek tersebut ada di aliran sungai, dan kewenangannya ada di pihak BWS, maka pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari instansi bersangkutan. “Saat ini kita masih menunggu kapan pihak BWS akan datang ke Manggis, karena BWS yang berwenang terkait hal tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kelian Banjar Dinas Pangitebel, I Gede Darma membenarkan jika ada warganya yang protes dengan adanya pembangunan tersebut. Ia mengaku pihak SPBE hendak memperbaiki senderan tembok yang rusak akibat tergerus air saat banjir.

Baca juga:  Motor dan Mobil Mewah Dikembalikan Kapolres Badung

“Namun, kemungkinan saat memasang pondasinya sedikit lewat ke sempadan sungai. Sehingga membuat beberapa masyarakat protes,” kata Darma.

Pihaknya mengaku tidak tahu secara pasti kapan mulai dilakukan aktivitas betonisasi dan pembuatan bronjong tersebut, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. “Tapi berdasarkan informasi, aktivitas tersebut mulai dilakukan sejak tiga hari yang lalu,” imbuhnya. (Eka Parananda/balipost)

 

BAGIKAN