Jembatan gantung di Banjar Yehsumbul-banjar Tegak Gede Yehembang Kangin yang hancur diterjang banjir. Kerugian. Dampak banjir di Jembrana mencapai Rp 44 miliar. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana mencatat jumlah kerugian akibat banjir bandang pada Rabu (10/9) mencapai lebih dari Rp 44 miliar. Jumlah warga yang terdampak mencapai 3.849 orang.

Angka ini mencakup kerusakan di lima sektor, termasuk perumahan, infrastruktur, dan pertanian. Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Senin (15/9) mengatakan pendataan kerugian ini masih bersifat sementara.

Kerugian ini mencakup sejumlah sektor baik kerusakan rumah, ternak yang hanyut dan lain-lain. Agus menjelaskan untuk penanganan bencana dilakukan sesuai standar operasional yang memprioritaskan keselamatan korban.

Tahap pertama adalah penyelamatan dan evakuasi, diikuti dengan pemenuhan kebutuhan dasar bagi para korban yang tidak bisa beraktivitas maupun mencari nafkah. Bantuan yang disiapkan meliputi paket sembako, air bersih, dan perlengkapan tidur.

“Data awal menunjukkan ada 3.849 korban, namun jumlah ini dapat berubah,” kata Putu Agus Artana.

Baca juga:  Kunjungan Wisatawan ke Denpasar Menurun

Ia menambahkan bahwa BPBD menggunakan data Kartu Keluarga (KK) sebagai acuan standar untuk memastikan distribusi bantuan merata.

Mengenai penyaluran bantuan, Agus menyebut tantangan utama adalah memastikan semua bantuan seragam di setiap desa. “Kami tidak ingin ada perbedaan, bahkan untuk hal-hal kecil seperti jumlah mi instan dalam satu paket, agar masyarakat tidak merasa dirugikan,” ujarnya.

Untuk tindak lanjut penanganan kerugian, setiap sektor akan ditangani oleh dinas terkait.

Kerugian di sektor perumahan akan diusulkan melalui BPBD provinsi, sementara infrastruktur akan ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan pertanian oleh dinas yang berwenang. Kerugian terkait saluran air bersih akan dilaporkan oleh PDAM.

Hingga 14 September 2025, kerugian akibat banjir di Kabupaten Jembrana diperkirakan mencapai total Rp44.001.106.000. Data sementara ini mencakup kerugian di beberapa sektor. Sektor permukiman, kerugian mencapai Rp2.247.500.000. Kerusakan yang tercatat meliputi 158 unit rumah tempat tinggal, 21 unit tembok pagar/alas, 6 tempat ibadah/suci, dan 2 dapur, dengan total nilai kerusakan sebesar Rp2.169.500.000.

Baca juga:  Bupati Tamba Buka Lomba Mekepung, Bentuk Promosi dan Pelestarian Budaya Lokal

Kemudian sektor Infrastruktur yang paling banyak sektor ini dengan kerugian mencapai Rp35.878.000.000. Kerusakan infrastruktur yang tercatat meliputi jalan kabupaten, jalan desa, drainase, bantaran jembatan, dan tanggul sungai di berbagai desa. Sektor sosial tercatat sebesar Rp5.000.000, mencakup pagar alas sekolah MI yang roboh dan senderan sekolah SDN 1 Baler Bale Agung.

Sektor ekonomi kerugian di sektor ini mencapai Rp2.803.106.000, meliputi rusaknya tambak udang, warung, peternakan (sapi, ayam, babi, kambing, bebek, entok), perahu jukung, alat tangkap ikan, keramba jaring, dan hasil pertanian seperti semangka, melon, dan padi.

“Serta untuk kerugian peralatan rumah tangga diperkirakan sebesar Rp3.067.500.000. Perhitungan ini didasarkan pada perkiraan kerugian Rp500.000 per KK untuk kehilangan peralatan dapur dan perbaikan ringan barang elektronik. Total ada 6.151 KK yang terdampak kerugian ini,” kata Agus.

Baca juga:  Lapor Diperas Oknum Polisi Rp 1 Miliar, Deportasi Buronan Interpol Kanada Ditunda

Sementara itu, untuk infrastruktur jalan nasional dari Gilimanuk hingga perbatasan Tabanan tidak ada kerusakan pada struktur seluruh jembatan. Dari pendataan PPK 1.2 Balai Pelaksana Jalan Nasional, seluruh kondisi jembatan termasuk di Remojo dan Sebual yang sempat mengalami macet jalan saat banjir Rabu (10/9) tidak mengalami kerusakan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Provinsi Bali dari Satker PJN Wilayah I Provinsi Bali, BBPJN Jawa Timur-Bali, I Made Mardita, mengatakan untuk seluruh jembatan di jalan Denpasar-Gilimanuk Jembrana wilayah Jembrana sementara masih aman.

Namun di beberapa titik jalan ada kerusakan dan mulai diperbaiki. “Ada beberapa titik di Jembrana, kita mulai perbaiki,” katanya. 3 titik yang rusak di antaranya DPT di depan anjungan cerdas, DPT di sebual dan DPT serta Gorong gorong di depan RM Bidadari, Kaliakah. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN