Air sungai Candigara meluap dan masuk ke rumah-rumah warga, saat bencana banjir, Rabu (11/9). (BP/istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Banjir parah di Desa Kusamba, Klungkung, tercatat sudah terjadi tiga kali. Peristiwa terakhir menjadi yang terparah. Warga setempat tak bisa lagi diminta bersabar, atas segala kondisi yang sudah terjadi.

Opsi paling ideal, membuat sodetan di hulu dan mengalirkan separuh aliran air ke Sungai Yeh Banges harus segera dilakukan.

Luapan air Sungai Candigara kali ini sangat parah. Meredam puluhan rumah dan memaksa ratusan orang mengungsi. Salah satu korban banjir Nengah Sukarni, tak kuasa menahan air matanya saat ditanya bagaimana bencana alam itu terjadi.

Ia masih ingat, pukul 03.00 WITA, Rabu (10/9), mendengar suara kulkul, warga sekitar seketika panik karena luapan air Sungai Candigara sudah masuk ke rumah-rumah warga.

Baca juga:  Wisata Spiritual Diatur Spesifik di Perda, Dikhawatirkan akan Timbul Resistensi

Dia sendiri bisa menyelamatkan diri, namun tidak dengan barang-barang di warungnya di pinggir Sungai Candigara. Barang dagangannya seperti beras, semua terbaru arus sungai.

Ia memperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp3 juta. Awalnya ia hendak mengungsi, tetapi mengingat cuaca sudah membaik dan posisi rumahnya cukup tinggi, barang-barang berharga miliknya semua diamankan di dalam rumah, termasuk sepeda motor.

“Ini sudah tiga kali terjadi, dan banjir kali ini paling parah. Kalau masih hujan maunya mengungsi soal saya ngajak cucu, tetapi cuaca membaik, sementara tetap tinggal di rumah,” kata warga Banjar Pancingan ini, Kamis (11/9)

Sementara Perbekel Desa Kusamba I Nengah Semadi Adnyana sepakat, banjir kali ini adalah yang terparah. Tercatat 99 KK atau 420 jiwa warga setempat terdampak banjir dan harus dievakuasi. Semadi Adnyana mengungkapkan penyebab banjir jelas debit air yang meningkat.

Baca juga:  By-pass Sanur Banjir, Sejumlah Motor Warga Mati dan Sebabkan Macet

Kedua, tampungan Sungai Candigara sudah lama alami pendangkalan, diperparah lagi kondisinya tidak bersih, penuh semak-semak. Ketiga, hampir semua aliran sungai di Kecamatan Dawan, bermuara ke Sungai Candigara.

“Seluruh air sungai buangan dari sawah-sawah, Sulang hingga Dawan, termasuk dari sedikit dari Tukad Unda, muaranya ke Sungai Candigara. Makanya debitnya besar dan terjadi banjir,” katanya.

Dia menegaskan pihaknya tidak mau lagi melihat bencana banjir seperti ini. Sehingga saat rakor dengan Forkopimda Klungkung di Polsek Dawan, dia kembali mengungkapkan agar opsi-opsi penanganan oleh pihak terkait seperti BWS Bali Penida segera dilakukan.

Seperti normalisasi sungai, termasuk membuatkan senderan bagian sungai yang belum tersender dan dibuat lebih tinggi. Terutama pada bagian sebelah barat Kantor Polsek Dawan, karena posisinya sudah rendah sekali.

Baca juga:  Sungai Meluap, 4 Kecamatan di Banyuwangi Dikepung Banjir

“Selanjutnya masukan saya, agar dibuatkan sodetan di Bypass Prof. Ida Bagus Mantra (hulu sungai), ke Sungai Yeh Banges, agar tidak semua aliran sungai di Kecamatan Dawan mengalir ke Sungai Candigara. Intinya volume air ke Sungai Candigara harus dapat dikurangi, agar tidak terjadi banjir parah lagi,” tegasnya.

Dengan demikian pihaknya berharap bencana alam banjir di Desa Kusamba, tidak terus menerus berulang tahun, terjadi berulang-ulang tanpa ada langkah penanganan yang konkrit. Bencana banjir yang ketiga dan terparah ini, cukup menjadi yang terakhir terjadi di Desa Kusamba. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN