Seorang anak menerima vaksin MR. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wabah campak tengah melanda Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah tercatat 2.035 kasus infeksi dengan 17 anak meninggal dunia hingga Senin (25/8).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, melaporkan kasus campak pertama muncul pada Agustus 2024. Hingga 26 Agustus 2025 pada tahun 2025, tercatat 2,139 kasus suspek campak, dengan 205 kasus terkonfirmasi laboratorium. Sebagian besar pasien adalah anak balita dan usia sekolah dasar. Kondisi inipun menjadi perhatian serius jajaran Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan menyoroti meningkatnya kasus campak di Indonesia yang berkaitan dengan turunnya cakupan imunisasi rutin lengkap dalam beberapa tahun terakhir.

Direktur Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, menyebutkan cakupan imunisasi rutin lengkap di Indonesia pernah mencapai 92% pada 2018, namun turun menjadi hanya 87,8% pada 2023. “Tren ini berimbas langsung pada meningkatnya kasus campak. Tahun 2022 tercatat lebih dari 4.800 kasus campak konfirmasi. Jumlah tersebut meningkat pada 2023 menjadi lebih dari 10.600 kasus,” ujar dr. Prima.

Baca juga:  Sindikat Siber Sasar WN Amerika Diungkap Polda Bali, Modusnya "Love Scam"

Pada 2024 menurun menjadi lebih dari 3.500 kasus, namun kembali meningkat pada 2025, di mana hingga Agustus telah tercatat lebih dari 3.400 kasus. Selain itu juga terjadi KLB campak di sejumlah wilayah.

Di 2022 dilaporkan sebanyak 64 KLB, kemudian tahun 2023 meningkat menjadi 95 KLB. Pada tahun 2024 menurun menjadi 53 KLB, namun kembali meningkat di tahun 2025, sampai bulan Agustus tercatat sudah terjadi sebanyak 46 KLB.

Cakupan Imunisasi MR

Ia menambahkan, cakupan imunisasi campak-rubela (MR) dosis pertama (MR1) dan kedua (MR2) juga masih jauh dari target 95% untuk membentuk kekebalan kelompok. Pada 2024, cakupan MR1 sebesar 92% dan MR2 sebesar 82,3%.

Kemenkes juga menurunkan tim surveilans untuk mendampingi Dinas Kesehatan setempat, sekaligus memastikan ketersediaan dan distribusi vaksin aman. Komite Ahli Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Prof. Anggraini Alam, menegaskan campak dapat menyebabkan komplikasi serius, mulai dari pneumonia, diare berat, radang otak (ensefalitis), hingga SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)—penyakit saraf fatal yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi campak masa kanak-kanak dan belum ada obatnya.

Baca juga:  Terpapar COVID-19, Dorce Gamalama Meninggal

“Karena itu, imunisasi harus diberikan tepat waktu. Imunisasi MR dosis pertama diberikan pada usia 9 bulan dan dosis kedua pada usia 18 bulan. Bila belum lengkap, segera lengkapi tanpa menunggu ada kasus di sekitar,” tegas Prof. Anggraini.

Apa itu penyakit Campak?

Penyakit campak adalah infeksi virus yang sangat menular yang ditandai dengan gejala mirip flu seperti demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam khas di seluruh tubuh.

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak (morbillivirus) dan dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak, namun dapat dicegah dengan vaksinasi seperti vaksin MR atau MMR.

Campak disebabkan oleh virus dari keluarga Paramyxovirus. Virus ini menyebar melalui udara atau kontak dengan cairan (lendir) dari orang yang terinfeksi, seperti saat batuk atau bersin.

Gejala Campak:

• Demam tinggi
• Batuk
• Pilek (rinore)
• Mata merah (konjungtivitis)
• Ruam kulit yang muncul di seluruh tubuh
• Bintik-bintik putih di dalam mulut (bintik Koplik)

Pencegahan Campak:

• Vaksinasi: adalah cara paling efektif untuk mencegah campak. Vaksin yang direkomendasikan adalah vaksin MR (Measles-Rubella)

Jenis Vaksin dan Harganya:

Baca juga:  Terpilih Jadi Ketum Demokrat di KLB, Ini Kata Moeldoko

Harga vaksin campak bervariasi tergantung pada jenis vaksin (MR atau MMR) dan tempat pelaksanaannya, mulai dari gratis di puskesmas (untuk vaksin MR yang disubsidi pemerintah) hingga sekitar Rp300.000-Rp1.000.000 lebih di klinik atau rumah sakit swasta, dikutip dari KlikDokter dan HDmall.id.

Vaksin MR mencegah campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR juga melindungi dari gondongan.

1. Vaksin MR (Campak dan Rubella)

Gratis:

Tersedia secara cuma-cuma di puskesmas atau posyandu karena termasuk dalam imunisasi dasar yang disubsidi pemerintah.

Berbayar:

Di klinik atau rumah sakit, harganya berkisar antara Rp300.000 hingga Rp1.000.000 lebih.

2. Vaksin MMR (Campak, Gondongan, Rubella)

Tidak Gratis:

Tidak disubsidi oleh pemerintah dan umumnya tidak tersedia di puskesmas atau posyandu, melainkan di rumah sakit atau klinik swasta.

Berbayar:

Harganya bervariasi, sekitar Rp400.000 hingga lebih dari Rp600.000 di beberapa klinik.
Perbedaan Vaksin dan Lokasi

Vaksin MR adalah pilihan yang lebih terjangkau jika hanya memerlukan perlindungan terhadap campak dan rubella. Vaksin MMR memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap tiga penyakit, namun lebih jarang ditemukan dan umumnya lebih mahal. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN