
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klungkung siaga penuh terhadap ancaman penularan penyakit campak. Selain aktif menelusuri kasus, Dinkes Klungkung juga memastikan stok vaksin yang dibutuhkan untuk proses imunisasi anak sudah mencukupi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klungkung, I Ketut Ardana, Kamis (28/8), mengatakan stok vaksin di Kabupaten klungkung untuk saat ini masih mencukupi. Penyimpanan vaksin di kabupaten, dipusatkan di IFK Banjarangkan sebanyak 283 vial.
Jumlah ini bisa untuk imunisasi sebanyak 2.830 anak. Selain itu, stok vaksin juga tersedia di puskesmas sebanyak 348 vial untuk 3.480 anak.
Ardana mengajak para orangtua juga meningkatkan kewaspadaan, dan lakukan imunisasi secara rutin. Sebab, pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan virus rubella ini, salah satunya dengan imunisasi intens terhadap anak 9 bulan untuk dosis pertama (primer), kemudian anak usia 18 bulan untuk dosis kedua (booster), hingga anak usia 7 tahun atau kelas 1 SD untuk dosis ketiga (booster).
Untuk gejalanya, ia menyarankan agar orangtua melihat kondisi anak. Jika sudah demam tinggi selama 4-7 hari, disertai kondisi anak batuk, pilek, mata merah, dan bercak putih di dalam mulut, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Biasanya, petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dan urinenya. “Kalau gejala campak, ruam merah muncul dari wajah lalu menyebar ke tubuh. Itu biasanya muncul setelah anak demam,” terang Ardana.
Campak memang harus tertangani dengan baik. Karena sampai sejauh ini, penyakit tidak ada obat khusus.
Jika sudah terjadi, pengobatan hanya bisa dilakukan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Baik dengan istirahat yang cukup, mengkonsumsi vitamin A, mendapatkan cairan yang cukup serta obat penurun panas. Jika sudah alami dehidrasi berat, maka harus mendapatkan penanganan serius dari rumah sakit.
Maka dari itu, upaya imunisasi sejak awal memegang peranan penting. Sehingga anak terhindar dari ancaman campak.
“Imunisasi adalah langkah penting untuk mencegah penyakit menular berbahaya seperti campak, polio, difteri, hepatitis, dan lainnya. Dengan imunisasi, kita melindungi anak-anak agar tumbuh sehat, kuat, dan terhindar dari risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular,” tutup Ardana. (Bagiarta/balipost)