NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Sangkaragung merupakan salah satu desa di Jembrana yang memiliki kekhasan wilayah.

Selain menjadi sentra desa kerajinan tenun cagcag, desa adat ini juga mempunyai andil dalam menjaga adat dan budaya di Desa tersebut.

Salah satunya sirkuit Makepung di Banjar Samblong yang belakangan kembali dihidupkan untuk even Makepung seperti Makepung Jembrana Cup.

Makepung Jembrana Cup yang digelar setahun sekali memberikan andil yang sangat besar meningkatkan kunjungan ke Sangkaragung.

Baca juga:  Diduga Karena Minim Lampu Jalan, Mobil Wisatawan Tabrak Median di Gilimanuk

Event budaya asli Jembrana ini juga secara tidak langsung mengenalkan wilayah Sangkaragung.

Lahan yang sebelumnya tak berfungsi itu kini dapat dimanfaatkan menjadi sirkuit Makepung maupun sirkuit cross.

Bendesa Sangkaragung, I Ketut Wardana, mengatakan Desa Adat Sangkaragung terbagi menjadi tiga banjar Adat. di antaranya Banjar Adat Pangkung Gondang, Banjar Adat Sangkaragung dan Banjar Adat Samblong.

Di masing-masing banjar, berkembang sejumlah kesenian dan tradisi khas Jembrana. Seperti sekaa gambelan Jegog, Tenun Cag-cag dan Makepung. Meskipun tidak digelar setiap hari, makepung sangat diminati baik dari kalangan tua hingga muda.

Baca juga:  Diterjang Tsunami, Destinasi Wisata Lamsel Alami Kerusakan Parah

Setelah vakum cukup lama, sirkuit yang memiliki fasilitas lengkap seperti tribun, lintasan, menara pantau dan toilet ini kembali dipergunakan untuk event makepung. Perekonomian hidup dengan kedatangan ribuan masyarakat yang menyaksikan. Desa Adat berperan untuk pengelolaan parkir masuk kawasan sirkuit yang berdekatan dengan pemukiman warga.

Selain untuk Makepung, sirkuit ini juga sering digunakan untuk event motocross. Sehingga beberapa even bisa digelar di sirkuit yang berada di tengah lahan kosong tersebut.

Baca juga:  Desa Adat Manuksesa Bangkitkan Ekonomi Krama Desa

Desa Adat yang memiliki krama aktif ngayah hampir 900 KK ini juga berperan pelestarian budaya ada pembinaan seni dari adat khususnya di desa adat. Melalui kegiatan pembinaan untuk seni dan budaya termasuk memfasilitasi kredit di LPD untuk kerajinan tenun cagcag yang ditekuni ibu rumah tangga. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN