Wisatawan sedang melihat produk-produk UMKM. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Proses business matching di daerah memiliki peran penting mempertemukan antara lembaga jasa keuangan dengan pengusaha UMKM untuk memperluas akses pasar.  Hal ini disampaikan pemerhati ekonomi, Dr. Luh Kadek Budi Martini, di Denpasar, Senin (18/8).

Ia mengatakan business matching di daerah merupakan langkah positif karena mempertemukan pelaku UMKM dengan lembaga pembiayaan dan pasar.

“Di Bali, langkah ini mendukung peningkatan inklusi keuangan, mempercepat akses modal, serta mendorong integrasi UMKM ke rantai pasok nasional dan internasional,” katanya.

Manfaat business matching bagi UMKM mencakup akses pembiayaan lebih cepat, peluang kemitraan, peningkatan jaringan pemasaran, serta transfer pengetahuan. UMKM dapat menjalin hubungan langsung dengan buyer atau investor, sehingga memperluas pangsa pasar dan meningkatkan skala usaha secara signifikan, khususnya bagi sektor unggulan daerah seperti pariwisata dan kerajinan.

Baca juga:  BRI Dorong “Poklahsar Bilvie” Pasarkan Produk Ikan Bandeng ke Luar Negeri

Untuk mendukung hal tersebut, Budi Martini yang biasa mengedukasi pelaku usaha ini menilai, UMKM Bali perlu menyiapkan profil usaha, laporan keuangan sederhana, legalitas usaha, portofolio produk, sertifikasi (halal, SNI, PIRT), serta strategi pemasaran.

“Kemampuan presentasi dan negosiasi juga penting agar saat business matching, calon mitra dan investor melihat potensi bisnis dengan jelas dan kredibel,” paparnya.

Ia tidak memungkiri kendala UMKM umumnya meliputi keterbatasan modal, manajemen lemah, pemasaran terbatas, dan akses teknologi rendah. Potensi UMKM Bali besar pada sektor kerajinan, kuliner, dan agrowisata.

Berdasarkan BPS Bali, UMKM berkontribusi sekitar 57% terhadap PDRB Bali, dengan serapan TK mencapai lebih dari 90%. Agar business matching ini tepat sasaran, perlu kurasi UMKM berdasarkan kesiapan usaha, potensi pasar, dan kelayakan pembiayaan.

Baca juga:  Ancam Ekonomi Lokal, Pemprov Bali Rancang Perda Pengendalian Toko Modern Berjaringan

Diakui, pendampingan pra-acara penting, termasuk pelatihan, penyusunan proposal bisnis, dan penyelarasan produk dengan permintaan pasar. Kolaborasi pemerintah, asosiasi, dan lembaga keuangan menjadi kunci keberhasilan.

Selain tentunya dukungan perbankan ideal bagi UMKM meliputi pembiayaan bunga rendah, skim kredit fleksibel, pendampingan manajemen keuangan, dan digital banking. Program KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan suku bunga 3–6% per tahun menjadi contoh. Perbankan juga diharapkan proaktif menjangkau UMKM melalui jemput bola dan literasi keuangan.

OJK sebelumnya memperkuat pemahaman publik mengenai peran dan kontribusi penting sektor pembiayaan dan LKM bagi masyarakat, menunjang program pemerintah serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga:  Geliatkan UMKM, Potensi Perajin akan Didata

Sebelumnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Erwin Soeriadimadja menyatakan, beberapa UMKM binaan berhasilan melaksanakan business matching dengan pihak buyer luar negeri. Itu berkat koordinasi dan inovasi produk seperti packaging produk yang lebih elegan dan berkelas mampu meningkatkan kualitas produk UMKM Bali berorientasi ekspor. Termasuk pameran sebagai sarana untuk mempromosikan produk.

Beberapa produk dari pengusaha UMKM diantaranya PT Karsa Abadi (Madetea), PT Hasta Karya Rotenbi, Litgo, Bali Honey dan CV Natural Bali Kulkul telah berhasil menarik minat investasi.

Madetea dan Natural Bali Kulkul berhasil menandatangani MoU dengan buyer dari Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi sementara beberapa buyer negara lain menyatakan ketertarikan terhadap produk pengusaha UMKM lainnya yaitu dari Filipina, India, HongKong, Singapura, dan Australia. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN