Salah satu siswa yang keracunan saat mendapatkan penanganan oleh Tim Medis. (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Puluhan siswa di SMPN 3 Banjarangkan, Klungkung, mengalami keracunan, usai makan dari makanan yang disediakan di Kantin Sekolah, Rabu (13/8).

Kepala Disdikpora Klungkung I Ketut Sujana, mengatakan total siswa setempat yang menjadi korban ada sebanyak 26 siswa. Mereka campuran dari Kelas VII, VIII dan IX.

“Anak-anak yang diduga keracunan tersebut, sebelum makan mengaku sempat mencium aroma tidak sedap (busuk) pada daging,” kata Sujana.

Para korbannya seketika mengalami gangguan kesehatan seperti mual, muntah, pusing dan lemas. Mereka segera dilarikan ke UPT Puskesmas Banjarangkan 1, untuk mendapatkan pertolongan.

Baca juga:  BMKG Sebut Dua Kabupaten di Bali Ini Harus Siaga Banjir

Setiap anak yang keracunan makanan, segera dibawa ke UPT Puskesmas Banjarangkan 1 dan langsung ditangani oleh Kepala UPT Puskesmas Banjarangkan 1 dr. I Wayan Agus Arisnawan dan Tim Medis UGD Puskesmas Banjarangkan 1.

Hasilnya, para korban ini diduga mengalami keracunan ringan setelah dilakukan observasi selama 2 jam. Gejalanya yang ditunjukkan hampir sama, yakni mengalami mual, muntah, pusing dan lemas.

Atas kejadian ini, pihaknya Sujana mengatakan Kasi Kurikulum Disdikpora Made Ardana segera turun ke lokasi, untuk memastikan penyebabnya. Hasilnya, makanan yang dijual di kantin dicurigai sebagai penyebabnya. Makanan itu dimasak sendiri oleh pemilik kantin.

Baca juga:  Dua Zona Orange Ini Penyumbang Terbanyak, Kasus Baru hingga Korban Jiwa COVID-19

Setelah dilakukan observasi selama 2 jam, anak-anak yang diduga keracunan sudah diperbolehkan pulang dengan diberikan obat mual dan muntah.

Kondisi mereka kian berangsur-angsur pulih. Meski tidak ada korban jiwa, Sujana menegaskan Disdikpora tetap memandang serius persoalan ini.

Sebagai tindak lanjut, aktivitas kantin sekolah di SMPN 3 Banjarangkan sementara dihentikan.

Selain itu Tim Medis dari Puskesmas Banjarangkan 1, juga telah mengambil sampel makanan, yang disantap para siswa hingga keracunan. Ini untuk memastikan, apakah siswa mengalami keracunan karena makanan kantin sekolah.

Baca juga:  Tanpa Pariwisata, Ekonomi Bali Masih Bisa Bergerak

“Curiga kan boleh, namun kita harus tetap pastikan, sehingga sampel makanan itu selanjutnya akan dilakukan uji lab,” tegas Sujana. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN