Petugas ber APD saat menurunkan peti jenazah menuju krematorium. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Masyarakat yang keluarganya meninggal akibat terpapar COVID-19, cukup banyak memilih prosesi kremasi. Salah satunya, di tempat Krematorium Pundukdawa, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Tercatat, sejak pandemi melanda dan menimbulkan banyak korban jiwa, sudah ada 76 jenazah dengan riwayat terpapar COVID-19 yang dikremasi di Krematorium Pundukdawa.

Petugas Pendaftaran Krematorium Pundukdawa, Nengah Jaya, Selasa (6/4) mengatakan 76 sawa ini terhitung sejak April tahun 2020. Saat itu, mulai muncul korban jiwa di Bali dan membuat pemerintah daerah menerapkan prokes ketat.

Baca juga:  Langgar PPKM, Puluhan Usaha di Badung Ditertibkan

“Permintaan kremasi ke tempat kami sebenarnya sudah ada dari Maret 2020, tetapi waktu itu belum diizinkan dari desa adat untuk menerima jenazah terpapar COVID-19 di sini. Waktu itu sempat kami arahkan ke Bebalang,” katanya.

Sehingga Krematorium Pundukdawa baru efektif memproses jenazah terpapar COVID-19 sejak April. Terbanyak jenazah terpapar COVID-19 dari Kabupaten Klungkung.

Ada juga datang dari Tabanan dan Denpasar. Selama setahun ini, dikatakan paling banyak itu mengkremasi empat jenazah COVID-19 dalam sehari.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Nasional Masih Tambah Enam Ribuan

Setiap bulannya ada saja jenazah terpapar COVID-19 yang dikremasi di Krematorium Pundukdawa. Terakhir, adalah almarhum Wayan Sutena, politisi senior PDIP Provinsi Bali, Senin (5/4).

Setelah meninggal dengan riwayat terpapar COVID-19, jenazah almarhum Wayan Sutena langsung dikremasi di areal Setra Pundukdawa, Kecamatan Dawan, Senin (5/4).

Pelaksanaannya berbeda dengan prosesi kremasi untuk layon yang bukan terpapar COVID-19, layon ke lokasi krematorium terlebih dahulu untuk diupacarai di sana, sebelum dikremasi.

Baca juga:  Petani Bakar Ilalang, Api Nyaris Merembet ke Pura Puseh

Jero Mangku Wayan Ariana mengaku tetap melakukan penyemprotan disinfektan setelah pelaksanaan kremasi. Demikian pula untuk tempat cuci tangan, hand sanitizer dan masker, juga disediakan di lokasi agar umat lainnya tetap merasa aman dan nyaman saat ikut menyaksikan prosesi kremasi.

Dalam prosesi ini, seluruh petugas kremasi menggunakan APD lengkap sesuai aturan protokol kesehatan. “Sejauh ini tidak ada petugas kami yang ikut terpapar. Semua proses berjalan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN