
DENPASAR, BALIPOST.com – Penanganan sampah di hulu, Pemkot siapkan lebih dari 5.000 teba modern, yang mana 800 teba modern telah dianggarkan di APBD induk, dan 4.700 di APBD Perubahan.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara saat sidang paripurna, Rabu (13/8) menyampaikan, pada perubahan penetapan APBD 2025, Pemkot Denpasar dapat melakukan efisiensi Rp12 Miliar. Dari Rp12 Miliar tersebut akan dialokasikan untuk memperbanyak teba modern.
Pembuatan teba modern dianggarkan melalui kecamatan dan DLHK dengan tambahan teba modern sebanyak 2.000. “Sebenarnya kami telah menganggarkan 800 teba modern di APBD induk dan kita tambahkan lagi sebanyak 2.000, yang mana anggarannya dari camat, lurah se-Kota Denpasar. Kita harapkan masing- masing desa/lurah ada 100 teba modern,” ujarnya.
Selain itu teba modern juga diharapkan dibangun di setiap sekolah melalui Disdikpora, semua kantor pemerintah diharapkan juga berkontribusi dalam membangun teba modern.
Sedangkan dari dana BHPR ke desa, ia juga meminta perbekel menambah 100 teba modern di masing- masing desa. Sehingga totalnya ada 2.700 teba modern (27 desa).
“Pada APBD Perubahan 2025, kita menyiapkan paling sedikit 4.700 teba modern ditambah 800 yang kita siapkan di APBD induk sehingga di 2025 ada 5.500 teba modern yang disiapkan untuk menangani sampah di hulu,” ujarnya.
Di samping itu, di hulu Pemkot juga memaksimalkan TPS3R yang ada. Saat ini Denpasar memiliki 24 TPS3R dan pada APBD Perubahan 2025, Pemkot Denpasar akan membangun 2 TPS3R baru.
“Untuk itu kemarin kami memohon 50 are lahan yang ada di Sesetan, yang dulu ditolak, sekarang mendapat persetujuan Pak Gubernur. Mudah- mudahan di Sesetan kita bisa membangun TPS3R. Tentu mohon dukungan masyarakat agar bisa menerima. Tentunya pola TPS3R yang kita bangun sesuai dengan Pusat Daur Ulang (PDU) yang ada di Padangsambian, yang kita maksimalkan kapasitasnya sehingga tidak memunculkan bau,” jelasnya.
Selain itu TPS3R juga akan dibangun di Pemecutan Kaja. Tambahan dua TPS3R di hulu juga disertai dengan penambahan mesin gibrig di setiap TPS3R.
“Tapi kalau khusus incenerator, kami belum berani mengusulkan mesin incenetator karena harus ada uji emisi terlebih dulu. Karena kita menggunakan anggaran APBD, jangan sampai itu, uji emisi tidak ada walaupun masuk di e-katalog, kita harus ada pembuktian betul terhadap uji emisinya,” ujarnya.
Namun diakui pihaknya tidak bisa melarang jika ada kelompok swakelola yang mengoperasionalkan incenerator di tempatnya masing- masing.
Dari 200 ton sampah yang dikelola di hulu, dengan adanya 5.000 teba modern dan ada beberapa tambahan 2 TPS3R dan tambahan mesin diharapkan, sampah yang terkelola di hulu dapat ditangani hingga 300 ton. (Citta Maya/Balipost)