
NEGARA, BALIPOST.com – Antrean kendaraan yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa dari Pelabuhan Gilimanuk, Rabu (16/7) pagi menumpuk. Selain truk dan kendaraan roda empat, sejumlah kendaraan roda dua juga nyaris tidak bisa bergerak di parkir areal Pelabuhan sejak dinihari.
Dari pantauan, sejumlah penumpang nampak terlantar. Termasuk kendaraan roda dua yang sudah sejak dinihari datang dan mengantre mereka menunggu karena kendaraan tak bergerak.
Dari informasi antrean ini dipicu adanya sejumlah kapal yang tidak beroperasi dan terjadi kepadatan di Pelabuhan Ketapang. Kondisi tersebut memicu protes dari para sopir truk sehingga mempengaruhi aktivitas bongkar muat kapal.
Hingga Rabu pagi belum ada kapal yang beroperasi baik dari Ketapang maupun Gilimanuk.
Sejumlah sopir menyebutkan antrean mulai terjadi sejak Selasa sore, namun kendaraan tidak bergerak sama sekali lantaran tidak ada kapal yang beroperasi pada Rabu din ihari. “Katanya ada kisruh di Ketapang, banyak kapal tak beroperasi, sehingga truk lama naik,” kata Agus, salah seorang sopir truk.
Sementara itu, informasi yang dihimpun, belasan KMP yang beroperasi di Penyeberangan Jawa Bali ditunda beroperasi untuk dilakukan perbaikan. Dari hasil rampcheck dan pemeriksaan keselamatan kapal Dirjen Hubla merekomendasikan penundaan keberangkatan 15 kapal untuk menjamin keselamatan dan keamanan.
Belasan kapal tersebut diminta untuk perbaikan untuk melengkapi rekomendasi dan nantinya akan dilakukan pemeriksaan ulang. Hingga seluruh temuan dapat dipenuhi dan kapal kondisinya laik layar.
Sebagian besar kapal yang ditunda tersebut merupakan kapal Landing Craft Tank (LCT) yang berganti kapal Roro penumpang. Hampir serupa dengan jenis kapal yang karam KMP Tunu Pratama Jaya.
Sebagian besar kapal Roro yang ditunda penyeberangannya itu merupakan yang sering mengangkut kendaraan barang (truk) dan beroperasi di dermaga LCM. “Ada banyak kapal tidak beroperasi, tapi tidak ada penambahan, solusinya agar penyeberangan lancar (ganti kapal) gak ada itu yang para sopir protes”ujar sopir lainnya.
Sementara itu, baik dari ASDP Gilimanuk maupun pihak berwenang BPTD Pelabuhan Gilimanuk belum berhasil dikonfirmasi terkait hal tersebut. (Surya Dharma/balipost)