
NEGARA, BALIPOST.com – Bejo Santoso (52), salah seorang penumpang yang selamat dari tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, menceritakan momen menegangkan saat kapal yang ditumpanginya itu tenggelam. Pria asal Banyuwangi itu menyebut, kejadiannya begitu cepat dan mengerikan.
Setelah dihantam gelombang tinggi, hanya butuh waktu sekitar 3 menit, kapal sudah oleng, miring, dan tenggelam. Dalam waktu yang singkat itulah kepanikan melanda. Para penumpang lari berhamburan dan meloncat ke laut. “Tanpa sadar, (penumpang) tinggal loncat,” katanya.
Bejo bersyukur karena ada sejumlah orang yang sigap melempar pelampung untuk membantu para penumpang yang tengah berjuang menyelamatkan diri di lautan. Bejo sendiri berusaha keras untuk menepi. Bukan perkara mudah, mengingat kala itu arus laut sangat kuat.
Saat berada di perairan, ia sejatinya berempat. Namun, hanya tiga orang yang masih hidup. Satu penumpang lainnya telah meninggal dunia. Ia bersama dua penumpang lainnya tetap berupaya membawa jasad tersebut ke daratan. Jasad itu diikat dengan tali pada perahu karet penyelamat.
Bejo berhasil mencapai daratan, di Pantai Pebuahan, sekitar pukul 05.30 WITA. Bejo mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang yang dibawanya. Yang ia tahu hanya bertahan hidup dan mencapai daratan, termasuk membawa termasuk jenazah. “Kita jatuh (lompat dari kapal) itu dalam posisi buang semua, baik itu tas, tas pinggang, tas apa, katanya. (Wisnu Suastika/swaranegara)