Tim SAR dari SRU laut melakukan penyisiran pencarian korban kapal tenggelam KMP TUnu Pratama Jaya di Selat Bali. (BP/Ant)

NEGARA, BALIPOST.com – Operasi pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya ditutup setelah sekitar 20 hari pencarian. Hingga pencarian terakhir, Senin (23/7) lalu, tercatat total 49 orang yang ditemukan.

Dengan 30 orang selamat dan 19 orang meninggal dunia. Pascaselesainya pencarian ini, rencananya Kelurahan dan Desa Adat Gilimanuk bersama ASDP Gilimanuk akan menggelar upakara mulang pekelem di Selat Bali. Ini merupakan mulang pekelem yang dilakukan pertama untuk keselamatan pelayaran sejak 9 tahun lalu.

Upakara pakelem ini dilakukan guna menjaga keseimbangan alam dan memohon keselamatan terkhusus akan dilakukan di Selat Bali. Upacara ini nantinya juga akan dilakukan nglarung ke tengah laut, termasuk hewan.

Baca juga:  Mandi di Sungai Yeh Pandan, Pelajar Tenggelam

Manajer Usaha ASDP Gilimanuk, Ryan Dewangga, Rabu (23/7) mengatakan proses mulang pakelem di Selat Bali akan dilaksanakan pada Jumat (25/7) di Gilimanuk. Termasuk nantinya saat prosesi pekelem ke tengah laut mengikuti tatanan adat di Bali. “Atas saran dan permohonan bapak Bupati Jembrana, upakara ini kami lakukan di Gilimanuk,” ujar Ryan.

Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Toni Wirahadikusuma, mengatakan upacara mulang pekelem di Selat Bali akan digelar di areal dermaga LCM berdekatan dengan Pura Segara Gilimanuk. Ia yang juga ditunjuk selaku ketua panitia karya, telah melakukan persiapan termasuk memohon petunjuk ke sejumlah Griya di Gilimanuk dan Manistutu, Melaya untuk pelaksanaan mulang pekelem tersebut.

Baca juga:  Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Terdeteksi Dekat Kabel Laut

Selain kerbau yang akan dilarung di tengah laut juga sejumlah hewan lain seperti angsa. Menurutnya prosesi mulang pakelem di Selat Bali digelar perusahaan dan pengelola penyeberangan ini merupakan yang pertama setelah hampir satu dasawarsa.

“Terakhir sekitar 9 tahun lalu dilakukan pakelem, setelah itu dari PLN namun terkait dengan jaringan kabel bawah laut di Selat Bali,” katanya.

Dari pihak ASDP dan Gapasdap memberikan bantuan untuk banten. Sedangkan pelaksanaan dari Desa Adat dan Kelurahan termasuk dari Kecamatan Melaya.

Baca juga:  Diduga Emosi Karena Cemburu, Remaja Belasan Tahun Tewas Tabrak Tugu Jalan

Selain mulang pakelem dari Desa Adat Gilimanuk, upacara mulang pekelem juga akan bersamaan dengan tradisi petik laut yang dilakukan oleh masyarakat pesisir khususnya nelayan. Dalam prosesi petik laut yang dilakukan warga muslim di Gilimanuk ini rencananya juga akan larung kepala kerbau di tengah laut antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Selanjutnya setelah seluruh prosesi upacara sembahyang mulang pekelem maupun doa petik laut dilakukan di darat, keseluruhan akan bersama-sama naik Kapal Motor yang disiapkan ASDP untuk ke tengah laut nglarung persembahan hewan.  (Surya Dharma/balipost)

 

BAGIKAN