Krama Desa Adat Penasan usai mempersiapkan berbagai sarana ngaben dan menerima kedatangan Bupati Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Penasan Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, kembali menggelar upacara ngaben dan ngeroras. Upacara yang digelar setiap lima tahun sekali ini, melibatkan 21 sawa dua banjar dari tiga banjar di desa adat itu, yakni Banjar Penasan Gede dan Banjar Mungguna. Puncak ngaben massal ini direncanakan digelar pada Jumat (4/7) nanti.

Bendesa Adat Penasan I Komang Bagiasa, Rabu (2/7) mengatakan tahapan ngaben dan ngeroras ini, sudah dimulai sejak 7 Juni lalu dengan matur piuning kepada Jro Mangku. Sejak saat itu, rangkaian tahapan dilanjutkan dengan mempersiapkan banten ngaben, nanceb taring hingga membuat berbagai sarana ngaben. Selama bulan Juni, dilanjutkan dengan tahapan lain, seperti nunas kajang kulit ring kawitan, nunas tirta kahyangan tiga, tirta mabersih, tirta buda dan tirta tunggang.

Baca juga:  Desa Adat Kesimpar Gelar Upacara Usaba Kelima di Pura Puseh

Memasuki bulan Juli, tahapan dilanjutkan dengan prosesi ngendagin, ngedetin atau ngulapin pada 1 Juli lalu. “Hari ini, tahapannya sudah sampai pada prosesi ngebet atau ngangkid sawa, hingga ngaskara. Besoknya Nyuung, lusa baru puncak acara ngaben, kapuput Ida Pedanda Istri dari Gria Tihingan,” kata Bagiasa, Rabu (2/7).

Ngaben dan ngeroras ini total menyertakan  21 sawa. Dari jumlah itu, ada 18 sawa pangarep. Pelaksanaan tahun ini dikatakan untuk pertama kalinya melibatkan dua banjar dari tiga banjar di desa adat itu. Sementara satu banjar lainnya, yakni Banjar Sangging, dikatakan sudah lebih dulu melaksanakan pengabenan tahun lalu, karena setra-nya juga berbeda, dimana Desa Adat Penasan memiliki dua setra.

Baca juga:  Desa Adat Banyubiru Rutin Gelar Pasraman

“Pelaksanaan ngaben dan ngeroras ini, per sawa dikenakan biaya Rp15 juta. Setelah puncak ngaben, nantinya masih ada prosesi ngeroras, 12 hari setelah pengabenan. Ngaben massal ini tentu sangat meringankan beban krama, dengan urunan ini rangkaian ngaben semua sudah terlaksana, tanpa sumber dana lain,” terang Bagiasa.

Prosesi ngeroras, puncaknya akan digelar pada 16 Juli, hingga prosesi ini ditutup dengan kegiatan nyegara gunung, nuntun, dan nangkil ke Pura Dalem, sebelum kembali ke rumah masing-masing atau ngingkup pada 21 Juli.

Baca juga:  Gubernur Koster Tinjau Pembangunan Pelabuhan Sampalan

Sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Klungkung I Made Satria dan Tjokorda Gde Surya Putra, sempat mendatangi lokasi ngaben dan ngeroras ini, Minggu (29/6). Mereka disambut prajuru adat dan dinas bersama warga yang tengah mempersiapkan berbagai sarana upacara di Balai Desa Adat Penasan.

“Kegiatan upacara massal manusa yadnya seperti ini, harus didasari dengan rasa tulus dan ikhlas, bersama-sama bergotong royong sehingga akan terasa lebih ringan dan seluruh prosesi bisa dilalui sesuai dengan harapan bersama,” ujar Bupati Satria usai menyerahkan sejumlah punia. (Bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN