GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Guwang, Kabupaten Gianyar selama ini sudah terkenal dengan Hidden Canyon, Mini Zoo dan pementasan barongnya. Namun, ada suatu tempat yang kerap menjadi perhatian, khususnya wisatawan mancanegara (wisman) yakni kebun tanaman herbal.
Tanaman yang bisa dikategorikan langka sudah jarang kita bisa temui. Akan tetapi, di Desa Guwang bisa ditemukan tanaman berbagai jenis yang bisa digunakan untuk obat dan upakara.
Pemilik tanaman, Cokorda Putra mengatakan tidak sembarangan tanaman yang ditanam dirinya. “Kami ini menanam dan mengoleksi ratusan tanaman baik tanaman langka, tanaman obat dan tanaman yang dipergunakan dalam upakara atau karya,” katanya.
Ia mengaku sudah lama bercita-cita ingin mengoleksi tanaman langka ini. Semangatnya tumbuh saat dapat tugas belajar ke India. “Di India, di areal kampus ada koleksi tanaman langka dan tanaman obat. Di sana semangat saya kembali tumbuh untuk mewujudkan mimpi saya. Setelah kembali ke Bali, saya mulai mencari, memburu tanaman langka, tanaman obat dan tanaman upakara. Kemudian saya tanam di areal di Subak Babakan, Desa Guwang,” cerita Cokorda Putra.
Kini ratusan tanaman langka itu tumbuh dengan subur. Karena lokasinya ada wilayah objek wisata Desa Guwang dan dikelola BUBdes Guwang sehingga kebun ini sering disinggahi banyak wisatawan asing. Wisatawan tersebut berasal dari Eropa, Amerika, Australia dan sejumlah negara lain. “Ke depan saya akan kembangkan dan perluas lagi kebun ini. Selain untuk keperluan obat dan upakara kami ingin menjaga dan melestarikan alam ini,” tegasnya.
Sementara itu, Pj. Perbekel Desa Guwang, I Nyoman Sarwaedi mengaku sangat mendukung program Cokorda Putra. Sebab, Desa Guwang selama ini sudah terkenal dengan Hadden Canyon, Mini Zoo dan pementasan barongnya. Wisatawan juga disuguhkan jogging track sepanjang 4 Km. Dimana kebun tanaman herbal milik Cokorda Putra masuk dalam lintasan jogging track.
Dikatakan sudah banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ketempat itu. “Saya sangat mendukung program tanaman herbal itu. Selain sebagai pelestarian alam juga menjadi kunjungan wisatawan,” ucap Sarwaedi. (Agung Yuliantara/denpost)
