Wisatawan menikmati wisata berkuda di Pantai Kedonganan, Badung. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Okupansi atau tingkat hunian kamar hotel terutama untuk wisatawan domestik (wisdom) di Bali selama bulan puasa, cenderung turun. Pada momen tersebut, penurunan terjadi sekitar 5-7 persen dibandingkan hari biasa. Hal itu disampaikan Ketua Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra belum lama ini.

Dikatakannya, rata-rata okupansi hotel yang dihimpun BHA secara keseluruhan baik untuk domestik maupun mancanegara berkisar 66-80 persen. Tapi, hal ini tidak berpengaruh pada okupansi wisatawan mancanegara (wisman). Menurutnya, untuk saat ini, tingkat hunian wisman masih stagnan. “Kekurangan okupansi dari Wisdom ini diisi oleh wisatawan internasional yang sudah memasuki liburan musim panas,” ujarnya.

Baca juga:  Judoka Kembar Asal Bali Tambah Satu Emas

Ricky menyebutkan, kedatangan wisatawan asing dalam waktu dekat diprediksi akan meningkat. Kondisi ini diperkirakan terjadi karena adanya beberapa event internasional, seperti IMF-WB dan Asian Games. Hal itu menurutnya akan memicu lonjakan okupansi disejumlah hotel di Bali.

“Ada beberapa hotel yang sudah mengalami lonjakan okupansi. Dari tahun ke tahun saat peak season itu Juni-Oktober. Tapi tahun ini dimulai dari awal. Penurunan domestik sebenarnya sudah bisa diimbangi oleh peningkatan dari internasional,” terangnya.

Baca juga:  Maju Pilkada 2024, Empat Anggota DPRD Bali Mundur

Menurutnya, tren kunjungan wisatawan ke Pulau Bali setelah bulan puasa tepatnya pada H+2 Lebaran biasanya meningkat. Hal itu karena pada H-2 dan H-1 satu Lebaran, sebagian besar masih berada di kampung halaman. Setelah itu, barulah mengisi liburan atau melakukan perjalanan wisata. “Pada saat libur Lebaran, okupansi kamar hotel member BHA akan meningkat 3-4 persen, sehingga rata-rata okupansi menjadi 80-85 persen,” jelasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Risiko Penyebaran COVID-19 Nasional Memburuk, Satu Kabupaten Masuk Zona Merah
BAGIKAN