Salah satu kesenian khas Pendem, Tari Berko yang akan tampil di PKB 2025. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Kertajaya Pendem yang berada di Kecamatan Jembrana memiliki sejumlah kesenian khas dan langka. Beberapa di antara kesenian itu bahkan ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) yaitu Tari Berko.

Selain Tari Berko yang berkembang di lingkungan Pancardawa juga terdapat kesenian asli Jembrana lainnya yakni Bumbung Kepyak. Dengan sejumlah kesenian asli dan berkembang di wilayah Desa Adat Kertajaya Pendem tersebut, desa adat juga memberikan ruang dan dukungan dalam upaya menjaga adat dan budaya agar tetap ajeg.

Baca juga:  Desa Adat Panjer Gelar Ngadegang Bendesa Adat Periode 2022-2027

Di samping juga intervensi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana sehingga tari yang telah berkembang sejak 1925 itu punah.

Bendesa Adat Kertha Jaya Pendem, I Nengah Cantra mengatakan salah satu yang dilakukan adalah mengembangkan dan menjaga seni, adat dan budaya. “Salah satunya dengan memberikan ruang untuk tampilkan kesenian-kesenian asli Pendem tersebut, dalam kegiatan yadnya desa misalnya atau even lainnya,” katanya.

Tari Berko merupakan salah satu kesenian rakyat asli Jembrana. Tarian ini sangat kental dengan budaya agraris di Jembrana, dimana biasa ditarikan seusai berkebun atau bertani. Tari ini populer di tahun 1930-an di Tempek Munduk Jati, Lingkungan Pancardawa, yang masih wewidangan Desa Adat Kertajaya Pendem. Tarian memadukan tetabuhan (gamelan), kekidungan yang dibawakan oleh pragina (penari).

Baca juga:  Ini, Sejumlah Program Prioritas Kerja Sama Indonesia-Jepang

Pementasan Berko ini mengambil beberapa bagian kisah epos Ramayana. Tarian ini telah direkonstruksi kembali dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, salah satunya memberikan ruang pentas. Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2025 ini, tari tersebut akan tampil saat pawai pembukaan.

Selain Tari Berko, kesenian khas yang berkembang di Pendem adalah Bumbung Kepyak. Bumbung khas dengan kepyak dan perangkat musik tradisional berbahan bambu ini berkembang di Tempek Palamertha, Banjar Adat Kertha Sentana, Dewasana, Desa Adat Kerthajaya Pendem.

Baca juga:  Mobil Seruduk Loket Tiket Online dan 2 Motor di Gilimanuk

Dengan suara yang khas dihasilkan dari kepyak, gem, dan kendang berbahan bambu. Serta alat musik tradisional berbahan bambu, suling. Kesenian ini berkembang di tahun 1942 sebagai sarana hiburan untuk iringan Tarian Bumbung oleh seorang penari dan penjaga. (Surya Dharma/balipost)

 

 

BAGIKAN