
MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung ternyata telah merancang pembangunan pelabuhan yang akan menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan kawasan pariwisata padat seperti Canggu dan Cemagi. Proyek strategis ini rencananya akan direalisasikan pada tahun anggaran 2026.
Sekretaris Daerah (Sekda) Badung, Ida Bagus Surya Suamba, saat ditemui, Senin (2/6) membenarkan, rencana tersebut telah masuk dalam program besar penataan pantai dari Kuta hingga Cemagi.
“Pembangunan pelabuhan ini merupakan bagian dari penataan kawasan pantai Kuta sampai dengan Cemagi. Sudah masuk dalam perencanaan jangka menengah kita,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan fisik proyek direncanakan mulai tahun anggaran 2026. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung tengah merampungkan studi kelayakan (Feasibility Study/FS) dan kajian Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). “Sesuai arahan Bapak Bupati, realisasi dimulai 2026. FS dan Amdal-nya masih diproses di PUPR,” terangnya.
Gagasan ini sejatinya telah lama menjadi perhatian, bahkan Ketua DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti, belum lama ini mengatakan mendorong solusi transportasi alternatif untuk mengatasi kemacetan.
Ia menilai bahwa membangun pelabuhan kecil yang memungkinkan wisatawan berpindah melalui jalur laut adalah langkah strategis.
“Atau apa aja yang bisa dilihat secara kajian, sehingga tidak lagi, mereka lintas darat, tapi bisa juga solusinya, yang turun dari Bandara mau ke Canggu, Cemagi dan lain sebagainya bisa melalui laut. Nah, itu salah satu solusi, nanti kita perkembangan lagi,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa pembangunan ini selaras dengan tiga fokus utama pembangunan Badung saat ini, yakni air bersih, pengelolaan sampah, dan kemacetan.
Kami di dewan mendukung penuh, bahkan kalau perlu lewat skema pinjaman daerah. Yang penting, ini untuk kepentingan masyarakat dan masa depan pariwisata Badung,” tegasnya.
Gagasan pembangunan pelabuhan juga sempat pula dilontarkan mantan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, yang kala itu menyebut dermaga kecil sebagai bagian dari tol laut pariwisata. Tujuannya tak lain adalah memberi alternatif transportasi efisien bagi wisatawan menuju hotel-hotel di pesisir tanpa perlu menambah beban lalu lintas darat.
“Transportasi laut memungkinkan wisatawan langsung menuju tempat menginap, cukup dengan kapal kecil dari pelabuhan ke dermaga hotel. Ini jauh lebih efektif dibanding membebani jalan darat yang lahannya semakin sempit,” jelasnya. (Parwata/Balipost)