Kegiatan fogging untuk mengantisipasi kasus DBD di wilayah Tabanan. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tabanan menunjukkan tren penurunan signifikan hingga April 2025. Data yang dihimpun Dinas Kesehatan Tabanan dari sepuluh kecamatan mencatat total 48 kasus DBD pada April, menurun tajam dibandingkan Januari yang mencapai 108 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Anak Agung Ngurah Putra Wiradana mengatakan, kecamatan Kediri masih menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi. Sepanjang empat bulan pertama tahun ini, tercatat 116 kasus DBD terjadi di Kediri, dengan lonjakan paling tinggi pada Maret sebanyak 36 kasus.

Di bulan April, angka itu menurun menjadi 21 kasus, namun tetap menjadikan Kediri sebagai penyumbang terbanyak kasus DBD di Tabanan.

Baca juga:  Dari Jadwal Penyekatan Dipertanyakan Publik hingga 12 Kebijakan Selama PPKM Darurat

Sementara itu, di Kecamatan Tabanan yang juga memiliki jumlah penduduk padat juga sempat terjadi 24 kasus pada Januari dan Februari, turun drastis menjadi 4 kasus di bulan April. Penurunan juga tercatat di Kecamatan Selemadeg yang hanya mencatat satu kasus di April setelah nol kasus pada Februari.

Kecamatan lainnya seperti Kerambitan, Marga, dan Baturiti juga mengalami fluktuasi. Kerambitan misalnya, mencatat kenaikan dari 8 kasus pada Januari menjadi 13 pada Maret, kemudian menurun ke 6 kasus di April. Begitu pula Marga yang sempat turun drastis pada Maret, kembali mencatat 4 kasus pada April.

Baca juga:  Cegah Penularan Difteri, Diskes Bali Perkuat Cakupan Imunisasi

Total akumulasi kasus dari Januari hingga April 2025 di Tabanan mencapai 355 kasus. Januari menjadi bulan dengan kasus tertinggi (108 kasus), disusul Maret (104), Februari (95), dan April (48).

Guna menekan penyebaran DBD, Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Kesehatan telah menggencarkan berbagai upaya pencegahan. Hingga akhir Mei, kegiatan pengasapan (fogging) telah dilakukan di 56 lokasi yang dinilai sebagai daerah dengan risiko tinggi penyebaran DBD.

“Kami telah melakukan fogging di lokasi-lokasi yang terdeteksi adanya lonjakan kasus, khususnya di wilayah Kediri, Tabanan, dan Kerambitan. Tapi kami tekankan, fogging hanya langkah tambahan. Yang paling utama adalah peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui pola hidup bersih dan sehat,” ujar dr. Agung Putra Wiradana.

Baca juga:  Puting Beliung Landa Batungsel, Atap Rumah Warga Alami Kerusakan

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat tidak terlena dengan tren penurunan kasus, karena potensi lonjakan masih bisa terjadi jika kewaspadaan menurun.

“Perubahan cuaca, genangan air, dan lingkungan yang tidak bersih tetap menjadi pemicu. Kami mengimbau masyarakat untuk konsisten melakukan 3M Plus dan segera melapor ke petugas kesehatan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD,” tambahnya. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN