
DENPASAR, BALIPOST.com – Jika kalian ingin memiliki pengalaman mencicipi kuliner Bali yang tidak terlupakan, lima tempat makan ini bisa dikunjungi.
Mulai dari olahan daging babi dry-aged hingga masakan rumahan yang dimasak dengan tungku kayu, semuanya menyajikan pengalaman tak terlupakan yang wajib kalian coba.
1. Standar Lokal
Bagi pencinta kuliner babi khas Bali, Standar Lokal di Wongaya Gede, Penebel, Tabanan, layak masuk dalam daftar destinasi wajib. Tempat makan ini tengah viral berkat inovasi menu andalannya: urutan babi asap dry-aged, yang masih jarang ditemukan di tempat lain.
Dengan konsep yang eksklusif dan suasana santai, Standar Lokal menyajikan hidangan secara estetik. Urutan babi asap di sini memiliki aroma smoky yang kuat, tekstur padat namun juicy, serta rasa gurih yang mendalam hasil dari proses dry aging yang optimal.
Tempat ini menerapkan sistem eat and go, sehingga pengunjung tidak dapat berlama-lama karena antrean yang selalu padat. Harga satu paket untuk dua orang berkisar Rp120.000, dan dinilai sangat layak untuk kualitas cita rasa serta pengalaman yang ditawarkan.
Buat kalian yang mau makan di sini, wajib melakukan reservasi minimal 5 hari sebelumnya, mengingat tempat ini sangat diminati dan cepat penuh.
2. Warung Nasi Tekor
Makan di Warung Nasi Tekor seperti pulang ke rumah kakek yang hangat, sederhana, dan penuh cinta. Berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, warung ini menyuguhkan nuansa jadul dengan dapur terbuka.
Yang istimewa, seluruh masakan disiapkan langsung oleh sang kakek pemilik warung, yang juga ramah mengantar makanan ke meja. Menu utamanya adalah nasi tekor dengan pilihan lauk seperti ayam, gulai kambing, atau cumi. Satu porsi terdiri dari sate lilit, ayam suwir pedas, telur, sayur, dan kuah kaldu ayam yang gurih.
Rasanya autentik khas Bali, bumbu medok, pedas pas, dan bikin ketagihan. Untuk minuman, tersedia jamu tradisional dan es segar yang cocok disantap di tengah panasnya siang Bali.
Warung ini buka setiap hari sekitar pukul 10.00–16.00 WITA.
3. Nasi Ayam Kedewataan
Warung Nasi Ayam Kedewatan Bumangku di Jalan Kedewatan, Ubud, merupakan salah satu kuliner legendaris yang wajib dicoba. Tempat makannya luas dan nyaman dengan nuansa rumah Bali tradisional, cocok untuk bersantai sambil menikmati hidangan khas.
Menu andalannya adalah nasi campur spesial yang berisi ayam betutu, ayam suwir, kulit goreng, urap sayur, kacang goreng, sambal embe, telur, sate lilit, dan pepes ayam. Rasa dominan gurih dan sedikit asin, namun tetap lezat dan memuaskan.
Harga satu porsi mulai dari Rp30.000 (belum termasuk minuman), sangat terjangkau untuk kualitas dan porsi yang ditawarkan. Dengan suasana hangat dan pelayanan ramah, warung ini cocok dijadikan destinasi kuliner saat berkunjung ke Ubud.
4. Oemah Sari Home Resto
Tersembunyi di kawasan Baturiti, Bengah, Tabanan, Oemah Sari Home Resto menyuguhkan pengalaman kuliner khas Bali yang menyatu dengan alam. Lokasinya jauh dari keramaian, berada di tengah suasana tenang layaknya rumah pribadi yang dikelilingi kebun hijau.
Seluruh bahan makanan berasal dari hasil kebun sendiri, membuat cita rasa setiap hidangan terasa segar dan otentik. Menu yang disajikan pun tergolong langka dan tidak mudah ditemukan di tempat lain, seperti pepes mujair, mujair nyat-nyat, mujair bakar, ayam betutu besek, dan olahan sayur dengan bumbu rempah khas Bali.
Selain menikmati makanan, pengunjung juga dapat mengikuti tur kebun, bermain dengan kelinci, dan menikmati suasana tenang yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
Salah satu menu favorit, pepes mujair hanya seharga Rp40.000 namun porsinya besar. Sementara ayam betutu mereka terkenal dengan aroma rempah kuat dan kehadiran bongkot yang menambah kelezatan. Bahkan camilan sederhana seperti pisang goreng pun dibuat dengan rasa istimewa yang membekas.
5. Dapur Bali Mula
Jika Anda ingin merasakan pengalaman makan yang berbeda dan penuh nuansa khas Bali, Dapur Bali Mula di Desa Les, Kabupaten Buleleng, bisa menjadi pilihan yang tepat. Tempat ini menyuguhkan konsep unik, tanpa menu tetap dan tanpa harga pasti.
Pengunjung cukup datang, menikmati hidangan yang tersedia, lalu memberikan donasi seikhlasnya, kini dengan minimal Rp100.000 per orang untuk mendukung operasional dan kewajiban pajak.
Seluruh makanan diolah secara tradisional oleh Chef Gede Yudhiawan, menggunakan bahan segar dari hasil bumi dan laut sekitar desa. Menu disesuaikan dengan tangkapan dan hasil panen harian, seperti sate tuna, sop ikan, lawar, hingga olahan ikan dalam bambu yang dimasak di atas tungku. Cita rasanya autentik dan sarat akan kenangan masa kecil, mengingatkan pada masakan rumah nenek.
Atmosfer di Dapur Bali Mula pun sangat khas pedesaan Bali tempo dulu, lengkap dengan dapur terbuka, asap dari tungku kayu, dan suasana rumah tradisional. Untuk berkunjung, pengunjung wajib melakukan reservasi dua hari sebelumnya via WhatsApp, yang informasinya dapat ditemukan di akun Instagram mereka. Dapur ini juga ramah terhadap pengunjung Muslim dan vegetarian karena sistem pemesanan yang fleksibel. (Andin Lyra/balipost)