Umat Hindu tengah melaksanakan ritual ngerebong di Pura Petilan, Kesiman, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tak terasa gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) semakin dekat. Denpasar sebagai salah satu kabupaten/kota terdekat dari lokasi pelaksanaan pawai atau peed aya PKB, tahun ini membawakan tradisi sakral dari Desa Adat Kesiman yaitu pangerebongan.

Penata tari dari Naluri Manca, IB Eka Harista, belum lama ini menuturkan, sesuai prinsip Naluri Manca dalam berkarya yaitu berpijak pada akar rumput, maka pada saat PKB, ia akan membawakan tradisi adat khas dari Desa Adat Kesiman.

“Desa Kesiman kan terkenal dengan Tradisi Pangerebongan, jadi tradisi itu yang akan kami bawakan pada saat pawai nanti, tapi tetap pada apa yang menjadi ciri khas Naluri Manca secara koreografi serta tetap pada prinsip kolaborasi,” ujarnya.

Baca juga:  Tarif Naik, Pendapatan Parkir di Denpasar Dinaikkan Jadi Rp33,6 M

Dalam pawai nanti akan melibatkan ratusan penari, penabuh serta mengajak insan seni di Denpasar dari tarik, musik, ukir, ogoh-ogoh bahkan tata busana dan modeling. “Ada 500 orang yang terlibat dalam pawai saja “ imbuhnya.

Pada pawai, pertunjukan tradisi yang dibawakan adalah sebuah simbolis, sekaligus ia ingin menunjukkan bagaimana tradisi tetap berjalan pada saat upacara ritual. Di dalamnya termuat tari baris tanda yang merupakan ciri khas Pangrebongan, dengan kostum dominasi poleng (hitam putih).

Baca juga:  Jembrana Tampilkan Kesenian Mebarung di PKB

“Apa yang identik dalam tradisi itu, itu yang kami bawakan namun kami tidak mau membawakan realitas tradisi yang terjadi di ngerebong untuk dipertunjukkan karena tradisi ngerebong merupakan sakral,” ujarnya.

Selain itu, tradisi tabuh rah (matajen) juga akan ditampilkan dalam bentuk tarian, tari baris, rerejangan poleng juga akan mengisi pawai. Bahkan trance (kesurupan) yang ditarikan juga ada pada bagian terakhir dari pawai.

Satu bulan sebelum tampil, ia dan tim telah intens berlatih. Namun sebelumnya telah dilakukan latihan per kelompok-kelompok kecil yang akan disatukan dalam rangkaian dalam tradisi Ngerebong. “Jadi masuk bulan Mei ini tinggal puzzle, gabung saja,” ujarnya.

Baca juga:  Piala Kapolda Diramaikan 308 Karateka Inkanas

Mengingat Naluri Manca telah banyak mencetak koreografer, maka setiap kelompok kecil (plot) telah didetailkan oleh para koreografer tersebut. Total waktu pementasan 10 menit.

Tradisi Ngerebong sudah berlangsung secara turun-temurun pascameletusnya Perang Puputan Badung pada tahun 1906. Upacara Ngerebong adalah ritual sakral di Desa Adat Kesiman yang dilaksanakan pada hari Redite Pon Wuku Medangsia tepatnya delapan hari setelah Hari Suci Kuningan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN