Suasana di Banjar Cekeng, Desa Susut, Bangli. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Rumah yang berasitektur identik berderet rapi. Sepintas, pemandangan deretan rumah yang identik di wilayah ini sama dengan Desa Wisata Penglipuran, Bangli yang sudah mendunia.

Lokasi wilayah ini pun juga ada di Bangli. Cuma, deretan rumah warga ini berada di Banjar Cekeng, Desa Sulahan, Susut.

Menilik pemandangannya, Cekeng potensial dikembangkan menjadi destinasi wisata. Selain karena memiliki suasana dan arsitektur rumah yang mirip dengan Penglipuran, Cekeng juga punya berberapa potensi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi salah satunya air terjun.

Baca juga:  Dari Bali Sumbang Zona Merah Terbanyak hingga Deretan Goa di Penelokan Kini Tidak Terawat

Menurut Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Cekeng sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai obyek wisata pendukung Penglipuran. “Kalau dlihat tata letak, arsitektur Cekeng mirip dengan Penglipuran. Tapi potensi yang dimiliki beda. Di sana lebih ke akomodasi seperti glamping,” ungkapnya Jumat (9/12).

Sejauh ini potensi wisata yang dimiliki Cekeng belum dikelola dan dikembangkan. “Wisatawan yang ke sana hanya 1-2 orang. Jalan-jalan sendiri. tidak terkelola, tidak ter-handle (tertangani, red),” kata Sedana Arta.

Baca juga:  Dilaporkan Penipuan dan Penggelapan, Bos GSI Sebut Pelapor Tak Paham Aset Digital

Pemkab, lanjut Sedana Arta akan mengoptimalkan potensi yang dimiliki Cekeng. Sehingga nantinya bisa jadi obyek wisata yang satu kesatuan dengan Penglipuran. terlebih jarak antara Cekeng dengan Penglipuran dekat. Hanya dipisahkan sungai.

Diungkapkan juga bahwa beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat berkunjung ke Cekeng. Ridwan Kamil tertarik dengan potensi yang dimiliki Cekeng.

Ada rencana investor ikut mengembangkan Cekeng. “Konsep gambar sudah ada. Tinggal tunggu keseriusan investornya. Anggota subak sudah setuju,” kata Sedana Arta.

Baca juga:  Dua PMI Asal Bali Dievakuasi dari Ukraina Belum Bisa Pulang, 26 Orang Tiba Hari Ini

Lanjut dikatakannya pola investasinya nanti tidak murni investor. Melainkan kerjasama antara pemilik lahan dengan investor. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN