Instalasi Pengolahan Air (IPA) Belusung. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) mempercepat dan meratakan distribusi air bersih dengan membangun kanal air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Belusung, Denpasar Utara. Namun, realitanya pembangunan kanal yang menghabiskan dana miliaran ini belum mampu memenuhi keinginan tersebut karena ketika hujan turun di hulu, PDAM kembali tidak produksi.

Situasi ini pun mengundang pertanyaan dari anggota DPRD Denpasar. Salah seorang anggota Komisi III DPRD Denpasar, A.A.Susruta Ngurah Putra, Selasa (25/10) mempertanyakan efektivitas kanal yang dbuat PDAM di Belusung.

Baca juga:  Karangasem akan Lebur 7 OPD

Terlebih, pembangunan kanal tersebut menyedot dana yang tidak sedikit. Sayangnya, ketika hujan turun, lagi-lagi PDAM tidak mampu mengolah air baku. “Musim hujan belum puncak ini, PDAM sudah tidak bisa produksi air akibat banjir dan lumpur,” ujar Susruta.

Susruta kembali mempertanyakan hasil kajian dalam pembangunan kanal ini. Seharusnya sejak awal dilakukan kajian yang komprehensif pembangunan kanal ini. “Sejauh mana kanal ini berfungsi ketika air keruh? Ini sudah sejak awal saya minta melakukan kajian terlebih dahulu sebelum membangun. Karena kalau hanya membangun, ketika uang ada, pasti gampang,” katanya.

Baca juga:  Perbaikan SPAM Penet, Ribuan Pelanggan PDAM di Denpasar Terdampak

Seperti diketahui, pembangunan kanal ini menyedot dana sebesar Rp7,2 miliar tersebut. Pembangunan kanal di IPA Blusung ini digarap pelaksana CV Sedana Karya dengan konsultan supervisi PT. Kencana Adhi Karma.

Waktu pelaksanaan proyek selama 150 hari sejak 28 Desember 2021 dan selesai Jumat (27/5).

Sebelumnya, Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma, Putu Yasa yang ditemui di IPA Blusung mengatakan tingkat kekeruhan air yang bisa diolah maksimal 5000 NTU. Namun, saat hujan lebat yang mengguyur Bali seminggu lalu, tingkat kekeruhan air baku mencapai 16.900 NTU.

Baca juga:  Bandara Bali Utara Masuk "Holding Zone" di Perda RTRWP, Ini Penjelasan Gubernur Koster

Putu Yasa mengatakan meski sudah membuat kanal di IPAL  Belusung, memproses air baku tidak bisa dilakukan karena terlalu keruh. Tingkat kekeruhannya sangat tinggi, sehingga tidak bisa berproses. “Karena keruhnya sangat tinggi, maka mesin tidak bisa dioperasikan,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *