Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Gde Sugianyar Dwi Putra menyampaikan hasil kinerja selama 2021. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali merilis kinerja bersama jajarannya selama 2021 lewat format podcast. Terkait hasil sitaan barang bukti khususnya ganja, BNNP lebih banyak dibandingkan yang diungkap kepolisian di Bali.

Sedangkan prediksi peredaran narkoba tahun 2022 di Bali cenderung meningkat. Hal ini disebabkan faktor pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor ekonomi masyarakat Bali.

Apalagi pariwisata Bali diprediksi tidak akan pulih dalam waktu dekat. Kondisi ini berpengaruh besar terhadap cara masyarakat mencari penghasilan. “Akan ada trend mengambil jalan singkat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yaitu sebagai pengedar atau kurir,” kata manta Kabid Humas Polda Bali ini.

Baca juga:  Jaksa Hadirkan Tujuh Saksi, Sidang Dugaan Korupsi Masker Ditunda

Selama tahun ini, ungkapnya, BNNP bersama jajarannya mengamankan barang bukti ganja seberat 79.460,26 gram atau 79,4 kilogram. Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Gde Sugianyar Dwi Putra, Jumat (31/12) menjelaskan, Bali masih rawan dan pasar potensial penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba.

Saat ini penyebarannya tidak hanya berkonsentrasi di daerah perkotaan atau tujuan wisata, tapi merambah wilayah pedesaan seperti Kabupaten Bangli. Untuk pengungkapan kasus, lanjut Brigjen Sugianyar, tahun 2021 sebanyak 43 kasus dengan 50 tersangka.

Baca juga:  Jadi Bandar Narkoba, Ini pengakuan Korlap Ormas

Jumlah ini menurun dari tahun 2020 sebanyak 47 kasus dengan 56 tersangka. “Narkotika jenis shabu dan ganja paling banyak disalahgunakan. Terjadi peningkatan trend peningkatan penyalah guna ganja sintetis dan DMT,” ujarnya.

Secara rinci barang bukti yang diamankan yaitu shabu 2,8 kilogram, ekstasi 106 butir, ganja 79,4 kilogram dan satu pohon ganja, DMT 1,1 kilogram, dan gania sintetis 138,53 gram.

Kabid Pemberantasan BNNP Bali Putu Agus Arjaya menambahkan, sindikat narkoba yang diungkap selama tahun 2021 berasal dari luar Bali. Sementara yang berperan sebagai pengedar, kurir dan pengguna 60 persen warga asli Bali.

Baca juga:  Sanggar Tugek Carangsari Berjuang Lawan Pembajakan

“Kami BNNP Bali bersama jajarannya berusaha menangkal atau mencegah agar narkotika tidak sampai masuk Bali. Oleh karena itu kami memburu para sindikat tersebut. Kalau (narkoba) sudah masuk Bali, akan dikeroyok (diungkap) pihak kepolisia,” ucap Sugianyar.

Menurut Sugianyar, sinergitas terus ditingkatkan dengan kepolisian, tokoh-tokoh masyarakat, komunitas, seniman dan komponen masyarakat lainnya, bersama-sama menyatakan war on drugs (perang melawan nsrkoba). (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN