Prosesi kremasi pasien COVID-19. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Meski semua indikator bulanan pada Agustus terlihat membaik dibandingkan bulan sebelumnya, angka kematian tidak demikian. Angka kematian bulanan justru mengalami kenaikan.

Dari data yang dipaparkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers virtualnya, Kamis (2/9), pada Juli kematian bulanan sebesar 35.984 orang. Sedangkan di Agustus mencapai 37.330 orang.

Ia menyebut hanya ada 8 provinsi yang mengalami penurunan kasus kematian bulanan. Sedangkan 16 dari 34 provinsi mengalami peningkatan.

Di antara 5 besar provinsi yang mengalami lonjakan kasus kematian itu, Bali menduduki peringkat pertama. Total kematian dilaporkan Bali pada Agustus mencapai 752 kasus.

Di peringkat kedua adalah Sumatera Utara sebanyak 610 kasus. Peringkat ketiga adalah Lampung 585 kasus. Di peringkat empat dan lima secara berurutan adalah Kalimantan Selatan 501 kasus dan Sulawesi Tengah 470 kasus.

“Tentunya kita tidak boleh lengah meski melihat perkembangan positif di bulan Agustus. Kenaikan kasus harus tetap diantisipasi mengingat saat ini sudah mulai dilakukan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara bertahap. Ditambah lagi, varian Delta yang masih menjadi variant of concern, yang paling banyak ditemukan di Indonesia dibandingkan varian lainnya,” ungkapnya.

Baca juga:  Hari Ini, Ibu Negara akan Kunjungi Pusat Tenun Ikat di Gianyar

Tingginya angka kematian ini, dijelaskan Wiku, bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena tingkat keterisian rumah sakit yang penuh, alat kesehatan yang dibutuhkan tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak ada tempat isolasi terpusat atau adanya isolasi terpusat yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Atau juga bisa dikarenakan penanganan tidak dilakukan sesegera mungkin karena tidak berjalannya funfsi posko atau satgas desa/kelurahan.

Dalam hal penanganan di tingkat daerah, Pemda diwajibkan tidak hanya memahami 1 data saja. Namun juga wajib mengaitkan 1 data dengan lainnya, agar dapat diidentifikasi masalah yang sebenarnya.

Beberapa contoh disebutkannya, seperti hubungkan data kematian dengan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab angka kematian yang masih tinggi. Seperti data keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) dan ketersediaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca juga:  Desa Tiga Gelar Parade Ogoh-ogoh, Sembilan Banjar Berpartisipasi

Lalu, hubungkan data kematian dengan ketersediaan dan pemanfaatan tempat Isolasi terpusat dengan jumlah satgas posko dan pelaksanaan fungsi posko hingga tingkat RT RW.

Pemda juga harus mulai meninjau karakteristik kematian di daerahnya masing-masing, baik berdasarkan usia maupun berdasarkan tingkat gejalanya.

“Pada prinsipnya, seluruh kepala daerah wajib mencari tahu penyebab kematian utama didaerahnya dan menghubungkan dengan keadaan kapasitas daerah. Agar dapat segera menemukan akar permasalahan di daerahnya dan melakukan perbaikan yang diperlukan,” pungkas Wiku.

Masih Relatif Tinggi

Dilihat dari data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, angka penambahan kasus kematian harian masih relatif tinggi. Pada hari ini, dilaporkan ada 25 orang meninggal karena terpapar COVID-19. Terdiri dari 17 pria dan 8 perempuan. Usianya termuda 17 tahun dan tertua 96 tahun.

Baca juga:  Sarana BPBD Tabanan Belum Memadai

Dari data, ada 8 kabupaten/kota melaporkan tambahan kematian. Jembrana pada hari ini nihil tambahan korban jiwa.

Sumbangan kasus kematian terbanyak dilaporkan zona merah Badung, sebanyak 12 orang. Disusul Karangasem 4 orang dan Klungkung 3 orang.

Denpasar mencatatkan 2 pasien meninggal. Sebanyak 4 kabupaten melaporkan kasus kematian baru sebanyak 1 orang. Yakni Tabanan, Gianyar, Bangli, dan Buleleng.

Tabanan memasuki hari ke-57 berturut-turut mencatatkan korban jiwa. Kumulatifnya mencapai 290 orang. Jika dirata-ratakan, Tabanan melaporkan kematian harian sebanyak 5,08 jiwa.

Kumulatif korban jiwa mencapai 3.553 orang. Rinciannya 3.547 WNI dan 6 WNA.

Posisi lima teratas dengan jumlah warga meninggal karena COVID-19 terbanyak adalah Denpasar 1.037 orang, Badung 527 orang, Tabanan 477 orang, Buleleng 467 orang, dan Karangasem 255 orang.
Sedangkan posisi keenam hingga sembilan adalah Gianyar 240 orang, Jembrana 190 orang, Bangli 189 orang, dan Klungkung 159 orang. Terdapat juga 13 warga masuk kategori Provinsi Bali tercatat meninggal dunia. (Diah Dewi/Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *