I Dewa Gede Mahendra Putra, SH., MH. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menghadapi dampak pandemi COVID-19 di Bali, krama Bali yang ada di masing-masing desa adat diharapkan kembali membangkitkan semangat gotong royong atau konsep menyama braya yang telah diwariskan sejak dahulu.

“Saat kondisi seperti inilah peran manusa yadnya krama Bali harus dimantapkan lagi. Tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah, tetapi masyarakat Bali harus kembali membangkitkan konsep menyama braya untuk saling membantu masyarakat yang terdampak langsung pandemi COVID-19,” tegas Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Rabu (22/4).

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional di Bawah 10 Ribu Orang

Dikatakannya, semangat gotong royong merupakan tolak ukur seberapa jauh nilai-nilai kearifan lokal tersebut telah diterapkan oleh krama Bali. Apalagi, Bali memiliki ribuan desa adat sebagai garda terdepan untuk menjaga krama Bali.

Baik dari segi perekonomian maupun kehidupan sosial masyarakatnya. “Jangan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah, tetapi kita harus bisa saling bantu membantu. Apalagi, desa adat yang ada di Bali memiliki kekuatan yang luar biasa, baik dari segi menumbuhkan perekonomian masyarakat desa adat maupun kehidupan sosialnya kramanya,” ujarnya.

Selain itu, desa adat yang ada harus berperan aktif membantu pemerintah dalam hal pemetaan krama Bali yang terdampak langsung pandemi COVID-19. Sehingga, dana realokasi dampak pandemi COVID-19 dari Kementerian Sosial bisa diarahkan dengan baik. Dengan harapan, dana realokasi pada program jaring pengaman sosial bisa sesuai dan tepat sasaran. “Kami juga telah melaksanakan bantuan pangan non tunai melalui sembako murah selama 9 bulan, di samping juga telah mengusulkan bantuan tunai ke pusat yang telah dipetakan masing-masing kabupaten/kota di Bali,” tegasnya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Turun ke Empat Ratusan Orang

Selain itu, bantuan juga telah diberikan kepada kelompok rentan (difabel, lansia, terlantar, dan miskin) dan panti asuhan di seluruh Bali. Bantuan yang diberikan merupakan sumbangan dari masyarakat, relawan dan dunia usaha. “Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha harus bahu membahu, saling bersinergi untuk bisa memecahkan masalah ini, terutama agar masyarakat Bali jangan sampai ada yang kelaparan akibat COVID-19,” tegasnya.

Pada kesempatan ini, Dewa Mahendra mengajak seluruh krama Bali bergotong royong saling membantu agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Bali. “Selama masih ada waktu, mari kita saling membantu antar sesama, dan ikuti imbauan pemerintah demi kebaikan bersama,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Pasien Sembuh Nasional Bertambah Lampaui Kasus Baru, Selisihnya 2.532 Orang
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *