Suasana kawasan Nusa Ceningan, Klungkung yang mulai dipadati bangunan akomodasi wisata. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali hingga kini masih menarik bagi investor. Majunya pariwisata Bali menjadi daya tarik kalangan berduit menanamkan investasinya. Banyaknya investasi bagi Bali menjadi berkah namun sekaligus menjadi masalah.

Investasi merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Tanpa investasi pertumbuhan ekonomi akan terkendala atau stagnan. Negara atau daerah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi harus membuka dirinya bagi investasi.

Termasuk bagi daerah bali yang sejak era 80- an, memilih pariwisata sebagai sektor prioritas. Investasipun mulai membanjiri Bali terutama untuk membangun fasilitas pendukung pariwisata.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 di Bali Capai Dua Ratusan Orang, Ini Lima Besarnya

Investor baik dalam maupun luar negeri memilih penyediaan akomodasi pariwisata untuk menanamkan modalnya. Kawasan Nusa Dua dan Kuta utamanya menjadi tujuan investasi. Sementara pemerintah yang bertanggung jawab membangun infrastruktur pendukung pariwisata juga mengeluarkan investasi untuk jalan, bandara, pelabuhan dan sarana lainnya.

Investasi ini membuat pertumbuhan ekonomi di kawasan Bali Selatan terus meningkat. Tingkat kesejahteraan warga yang tingga di Bali Selatanpun melaju pesat. Investasi menjadi berkah karena mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Baca juga:  Dari Puluhan Hotel dan Restoran di Badung Pailit hingga Warga di Bali Terpapar COVID-19 Bertambah

Pesatnya investasi secara bersamaan juga mendorong terjadinya perubahan tata ruang. Tanah-tanah subur di Bali Selatan tidak lagi ditanami tanaman produktif diganti beton.

Tanah-tanah yang sebelumnya kosong kini penuh sesak oleh padatanya pemukiman. Pinggiran sungai yang dulunya tenget juga dijadikan pemukiman kumuh.  Derasnya investasi yang hanya di bali selatan menjadikan kawasan semakin padat penuh sesak.

Kawasan pesisir pantai paling banyak diincar investor. Hampir sepanjang pantai di kawasan Selatan telah dikapling untuk pembangunan akomodasi pariwisata. Jalan-jalan yang dibangun meningkatkan posisi strategis obyek sehingga  harganya meningkat tajam, hingga merangsang pemilik untuk menjual tanahnya. (Winata/balipost)

Baca juga:  Pergerakan Lebaran 2024 Mencapai 242 Juta Orang

Investasi telah menjelma menjadi sumber masalah. Menarik untuk mencermati masalah investasi dan ancamannya bagi Bali. Ulasan mendalam mengenai investasi antara masalah dan berkah dapat dibaca di harian Bali Post, Kamis (23/1). 

BAGIKAN