Suasana di Pantai Legian, Jumat (3/4). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 cukup keras memukul sektor pariwisata. Terlebih bagi Bali yang 53 persen PDRB-nya bergantung pada sektor tersebut.

Sementara angka kunjungan wisatawan mancanegara terjun bebas dari belasan ribu per hari menjadi hampir tidak ada. “Normalnya kalau melihat tahun 2019, bulan Februari-Maret ini, kunjungan wisatawan itu mencapai 11 ribu per hari. Kalau sekarang yang datang cuma 500, itupun WNI. Kalau wisatawan mancanegara sudah tidak ada lagi,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa di Denpasar, Kamis (9/4).

Baca juga:  Kurangi Risiko Bencana, BPBD Tabanan Gelar Sekolah Sungai

Kalaupun ada 1-2 WNA yang datang ke Bali, Astawa menyebut mereka adalah ekspatriat yang memang tinggal di Pulau Dewata. Kunjungan wisman yang hampir nol ini akibat COVID-19 yang sudah menginfeksi hampir semua negara di dunia. Sehingga negara-negara di dunia mengeluarkan kebijakan isolasi agar warganya tidak bepergian.

Pun dengan Pemerintah Indonesia yang sementara ini juga masih menutup kunjungan turis ke dalam negeri. “Praktis kunjungan kita sangat menurun,” katanya.

Astawa memaklumi kebijakan yang diambil sejumlah negara termasuk Indonesia untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih meluas lagi. Kendati, pihaknya mengakui keluhan-keluhan sudah mulai muncul di sektor pariwisata Bali.

Baca juga:  Tahun Ini, Jumlah Dana Desa Denpasar Alami Peningkatan Dibandingkan 2022

Mengingat, sektor ini menyerap tenaga kerja paling banyak. Baik itu dari masyarakat Bali maupun luar Bali. Tidak hanya pada hotel dan restoran, tapi juga guide, travel agent, destinasi, hingga UMKM yang biasa menyediakan souvenir. “Keluhan sudah pasti. Jadi sangat terasa sekali dengan pariwisata sebagai leading sector untuk ekonomi Bali,” jelasnya.

Bali dari data Dinas Pariwisata memiliki 146 ribu kamar dari 4700an hotel yang ada di Pulau Dewata. Di tengah pandemi global COVID-19, hanya sebagian kecil hotel yang masih buka. Menurut Astawa, sebagian pegawai hotel kini jam kerjanya sudah mulai dikurangi.

Baca juga:  Pengadaan Masker di Pemprov Bali Masuk Kejati

Itupun dengan tingkat okupansi yang sangat rendah. “Dari data yang kami peroleh, hampir 90 persen saat ini hotel-hotel kita tidak ada tamu alias ditutup. Tapi maintenance untuk pemeliharaan kebun, alat-alat, kebersihan, itu tetap masih berjalan,” ujar Astawa. (Rindra Devita/balipost)

 

BAGIKAN