Aktivitas pengangkutan peti kemas di Pelabuhan Benoa. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah wabah COVID-19 ini, neraca perdagangan Bali justru surplus. Ekspor Bali meningkat 4,37 persen sementara impor Bali menurun drastis yaitu -26.17 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, neraca perdagangan Provinsi Bali memang hanya menjadi bagian kecil dari perdagangan nasional. Namun posisi nilai neraca perdagangan Bali pada Februari 2020 surplus sebesar USD 38 juta.

Jika dibandingkan dengan Januari 2020 (mtm) yang tercatat surplus sebesar USD 23 juta, surplus neraca perdagangan Bali pada Februari 2020 tercatat meningkat. Jika dibandingkan dengan neraca perdagangan Februari 2019 sebesar USD 32 juta surplus neraca perdagangan Bali pada Februari 2020 juga ada peningkatan.

Baca juga:  BPS: Neraca Perdagangan Barang Indonesia Alami Surplus

Selama bulan Februari 2020, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat sebesar USD 50 juta lebih tinggi 8,95 persen jika dibandingkan dengan ekspor Januari 2020 (mtm) yang sebesar USD 46 juta. Secara yoy, ekspor Bali Februari 2020 juga tercatat naik 4,37 persen.

Dari sisi komoditas, ekspor produk berbagai logam dasar dan ekspor produk kain perca (HS 63 dominan berupa surgical mask) tercatat meningkat paling tinggi hingga ratusan persen.

Baca juga:  Bali Post Gelar Polling Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali

Dari 10 negara utama pangsa pasar ekspor Provinsi Bali ke luar negeri pada Februari 2020, ekspor ke delapan negara tujuan naik dibandingkan dengan catatan Januari 2020 (mtm). Peningkatan tertinggi tercatat pada tujuan Prancis yaitu 64, 90 persen yang didominasi naiknya ekspor produk pakaian jadi bukan rajutan serta ekspor ke Australia 62,81 persen yang didominasi naiknya ekspor produk perhiasan/permata.

Dari 10 komoditas ekspor utama pada Februari 2020, nilai ekspor lima komoditas meningkat jika dibandingkan dengan posisi Januari 2020 (mtm). Peningkatan tertinggi hingga ratusan persen tercatat pada ekspor produk berbagai barang logam dasar dominan ke Prancis. Juga ekspor produk kain perca dengan dominan berupa surgical mask yang paling banyak diekspor ke Tiongkok. (Citta Maya/balipostp)

Baca juga:  Trend Kesembuhan Pasien di Buleleng Meningkat
BAGIKAN