DENPASAR, BALIPOST.com – BNNP Bali kembali mengungkap kasus besar yaitu jaringan Medan-Bali, Senin (9/3). Pelakunya, Untung Hariyanto (39) asal Surabaya, Jawa Timur dan ditangkap di toko oleh-oleh pie susu di Jalan  Raya Kuta, Badung.

Saat ditangkap, pelaku mengambil karung berisi delapan paket ganja seberat 8 kilogram. Pelaku merupakan salah satu pengendali peredaran narkoba di Bali.

Tersangka Untung berstatus residivis dan sudah 4 kali ditangkap. Tahun 2008 dia dibekuk anggota Polda Bali terkait kasus ganja, tahun 2013 dan 2017 dibekuk Polresta Denpasar terkait kasus sabu-sabu serta ganja.

Baca juga:  Irfan Nikmati Pelatnas di Kroasia

Pada Tahun 2020, pelaku ditangkap BNNP Bali.

Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, SH, Rabu (11/3) mengatakan, berawal dari  informasi dari BNNP Sumatera Utara adanya peredaran narkotika di wilayah Bali. Selanjutnya Tim Pemberantasan BNNP Bali dipimpin Kasi Intelijen Kompol Saifudin Jufri melakukan penyelidikan.

Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, pada Senin (9/3) pukul 12.30 Wita, petugas melihat pelaku dengan gerak-gerik mencurigakan di toko oleh-oleh di Kuta. Karyawan toko berinisial Ev menyerahkan karung kepada pelaku. “Anggota kami langsung menangkap pelaku. Setelah dicek, ternyata isi karung tersebut adalah ganja. Paket ganja tersebut ditutupi pakaian bekas,” tegas Brigjen Suastawa.

Baca juga:  Marak Ada Pengakuan Pasokan Narkoba dari Lapas, Ini Kata Kalapas Kerobokan

Dari keterangan pelaku mengakui bahwa paket tersebut benar miliknya. Saat melancarkan aksinya, pelaku bekerja sama dengan pria berinisial Hj dan komunikasi via telepon.

Pelaku juga mengakui bahwa ini keempat kalinya mengambil kirirnan paket ganja. Dia sengaja menjadikan toko tersebut sebagai alamat penerima karena memiliki seorang teman wanita, Ev. “Ini berarti ada agen-agennya narkoba di Bali. Barang bukti banyak, kemungkinan selain di Bali, ganja tersebut akan diedarkan di luar Bali,” tegasnya.

Baca juga:  Bea Cukai Ngurah Rai Gagalkan 3 Upaya Penyelundupan Narkoba

Pelaku mengaku dibayar Rp 500 ribu untuk mengambil paket ganja tersebut. Sedangkan hasil tes urine pelaku negatif mengonsumsi narkoba. “Masuknya ganja dari Aceh dan Medan, ini berarti pangsa pasar di Bali cukup tinggi peminatnya. Oleh karena itu seluruh masyarakat yang di Bali agar lebih mawas diri mengingat peredaran ganja cukup berimbang dengan sabu-sabu,” tegas mantan Direktur Binmas Polda Bali ini. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN