Wisatawan sedang menghabiskan waktu di Pantai Kuta, Badung. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tren pariwisata kini mulai berubah. Tadinya, destinasi menarik wisatawan untuk aktivitas leisure.

Tapi sekarang, destinasi mesti menarik bagi wisatawan untuk memberikan mereka pengalaman (experience) dan pengetahuan (knowledge). Dengan kata lain, experience dan knowledge tourism sekarang sudah mulai menggeser services tourism yang pernah jaya di era tahun 90an.

“Ini menarik sekali. Ketika kita bicara pengalaman atau experience, ini harus ada perbedaan. Tidak mungkin kita mendapat pengalaman apabila tidak ada perbedaan,” ujar Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace saat menghadiri Diskusi Strategis Tahunan kerjasama MarkPlus Tourism dengan Bali Tourism Board (BTB) di Kantor BTB, Senin (9/3).

Baca juga:  Baru Tiga Bulan, Wisman ke Manado Sudah Dekati Setengah Capaian 2016

Menurut Cok Ace, Bali memiliki perbedaan budaya. Hal ini yang utamanya harus dijaga untuk bisa memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi wisatawan.

Sedikitnya ada tujuh unsur kebudayaan universal, termasuk di dalamnya agama, kesenian, dan mata pencaharian masyarakat. “Oleh sebab itu, menjadi keniscayaan, keharusan bagi kita mengelola perbedaan ini dengan sebaik-baiknya, kalau kita memang ingin tetap mempertahankan devisa negara dari pariwisata,” jelasnya.

Baca juga:  Hadir Dalam Kampanye Paslon, 12 Perangkat Desa Dinyatakan Melanggar

Cok Ace menambahkan, pergeseran tren pariwisata ini menjadi peluang besar bagi Bali. Justru sekarang menjadi kesempatan yang baik dengan adanya desa wisata, serta kekayaan budaya, seni hingga kuliner khas Bali. “Inilah kesempatan untuk kita tampil sekarang,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN