Lahan pertanian di Bangli. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berbicara sektor pertanian dan permasalahannya tentu tidak akan pernah habis. Menggeliatkan minat petani Bali merupakan suatu tantangan ke depan bagi Bali, ditengah makin menyusutnya jumlah petani serta lahannya dari tahun ke tahun.

Menurut Dekan Fakultas Pertanian Universtas Udayana, Dr. I Nyoman Gede Ustriyana, kedatangan Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu merupakan sebuah apresiasi positif. Hal itu sebagai simbol Negara mendukung pertanian, dan terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Bali lewat Pergub 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.

Baca juga:  Wabah COVID-19 Meluas, Indonesia Larang Pengunjung dari 8 Negara Ini

Di samping masalah pasar, di bidang teknologi pertanian juga wajib dikembangkan. Hal ini untuk menarik minat petani mileneal.

Pengembangan pertanian ke depan adalah pengembangan pertanian yang didominasi teknologi. Traktor, drone, dan lainnya yang disesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat mileneal.

“Sekarang lebih ke teknologi digital sehingga dengan itu minat petani muda di sektor pertanian tentu bisa bertahan. Terlebih lagi dalam hal pendekatan budaya petani kita mampu menerimanya,” sebutnya.

Baca juga:  Indeks Demokrasi Bali Capai 82,37, Kedua Setelah Jakarta

Ia mencontohkan, tidak ada keharusan di sawah membajak hanya dengan menggunakan sapi. Tapi kajiannya menyatakan traktor diterima dengan baik. (Agung Dharmada/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *