Ubud akan segera ditetapkan sebagai destinasi gastronomi dunia. (BP/istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, segera ditetapkan sebagai destinasi gastronomi berstandar global oleh Organisasi Pariwisata Dunia atau UN World Tourism Organization (UNWTO).

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau di Jakarta, Selasa (11/6), menyambut baik “kick off” penetapan Ubud menjadi destinasi gastronomi prototype standar UNWTO. “Program yang dikerjakan oleh Kemenpar dan UNWTO ini memasuki tahapan penting yaitu kunjungan tim yang ditunjuk oleh UNWTO untuk melakukan pendalaman dan penilaian atas destinasi yang diusulkan oleh Kemenpar sejak 2017,” katanya.

Tahap ini disebut sebagai pengembangan produk wisata gastronomi di Ubud. Tahap ini akan banyak melibatkan peran Pemerintah Kabupaten Gianyar dan pelaku industri pariwisata. “Melalui wawancara, kunjungan, verifikasi tim UNWTO akan bekerja selama lebih kurang satu minggu di destinasi yang telah sangat siap menjadi destinasi gastronomi kelas dunia ini,” ujarnya.

Pihaknya melihat potensi yang besar di Indonesia dengan aset gastronomi yang luar biasa terutama keberagaman budaya dan bahan pangan lokal bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Program ini adalah satu dari strategi Pengembangan Wisata Kuliner Kemenpar yakni menaikkan popularitas destinasi kuliner yang lebih dikenal dunia sebagai destinasi gastronomi ke standar internasional.

Baca juga:  Wow, Bromo Tengger Semeru Ultra 100 Diikuti Lebih 1000 Pelari

Jika semua proses dilakukan dengan benar, Ubud dapat dinyatakan sebagai destinasi gastronomi prototype UNWTO yang telah sesuai dengan gastronomy destination development guideline UNWTO. “Diharapkan program ini akan selesai secepatnya dan Ubud menjadi prototype gastronomy holistik pertama di Indonesia dan dunia,” tambah Vita Datau.

Tim UNWTO diwakili oleh Aditya Amaranggana sebagai Project Specialist menyatakan mengapresiasi Indonesia akhirnya berhasil terpilih sebagai destinasi prototype untuk Wisata Gastronomi. “Kami salut dengan kerja sama yang terjalin sejak 2017 hingga mencapai tahap ini. Tiga hal yang penting dalam program ini yakni pertama fokus UNWTO 2019 adalah SDG’s, kedua bisa membantu pencapaian SDG’s 2030 karena gastronomi adalah sebuah ekosistem hulu ke hilir yang menyentuh banyak point di SDG’s,” sebutnya.

Baca juga:  Jantung Borneo 2017, Gowes Membelah Crossborder Indonesia-Malaysia

Selain itu, gastronomi mampu membuka lapangan kerja baru di industri FnB (Food and Beverage) di samping sedang booming di dunia. Maka melalui program ini akan memberikan kesempatan bagi Indonesia melalui Ubud untuk menunjukan aset budaya gastronomi yang luar biasa.

Lead Expert yang ditunjuk UNWTO Roberta Garibaldi menjelaskan, sebuah destinasi gastronomi yang holistik memiliki nilai warisan budaya, kualitas lokal produk atau bahan makanan di mana industrinya berkembang, amenitas gastronomi cukup mumpuni dan sustain (restaurants, warung, café, bar) yang mengangkat kearifan lokal.

Di samping itu, perdagangan menyangkut gastronomi berkembang adanya pasar tradisional, pemasok wine, kopi, teh, produk organik, memiliki tempat belajar gastronomi formal dan informal (cooking class, sekolah kuliner) yang fokus pada kearifan lokal kuliner serta budaya makan setempat.

Baca juga:  Dana Terbatas, BNNP dan BNNK Gandeng RS Negeri Layani Rehabilitasi Pecandu

Diperlukan juga fasilitas pendidikan lainnya seperti museum, tempat membuat makanan dan minuman lokal yang menjadi pusat edukasi publik termasuk lembaga riset gastronomi, festival dan expo yang fokus pada makanan dan minuman, serta bahan lokal.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, jika ingin bersaing di global maka harus menggunakan standar gobal. Keuntungan mempromosikan wisata kuliner atau gastronomi adalah rasa makanan tidak bisa dipresentasikan melalui visual. Itu sebabnya wisatawan harus datang ke destinasinya untuk menikmati makanan lokal.

Menpar sangat antusias dan optimistis dengan program ini karena untuk menjadi yang terbaik perlu proses panjang dan komitmen semua pihak terkait. “Menjadi yang terbaik akan menaikan 3C seperti saat kita meraih penghargaan dunia yaitu Credibility, Confidence, and Calibrate. Begitupun program destinasi gastronomi berstandard UNWTO ini akan menjadi pencapaian pariwisata Indonesia untuk menjadi yang terbaik di global,” tandasnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *