GIANYAR, BALIPOST.com – Di tengah keheningan perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941, sebelas bayi lahir di RSUD Sanjiwani pada Kamis (7/3). Mereka melewati proses persalinan dengan selamat.

Selain itu 4 orang bayi juga lahir sehari sebelumnya, yakni saat prosesi pangerupukan. Humas RSUD Sanjiwani Gianyar, IB Punarbhawa ketika dikonfrimasi, Jumat (8/3) mengatakan, sebelas bayi yang lahir bersamaan dengan perayaan Nyepi tersebut melewati proses persalinan dengan selamat.

Proses persalinan saat Nyepi berlangsung sejak pagi hingga malam hari. “Semuanya lahir normal,” ujarnya.

Baca juga:  Naikkan Nilai Ekonomi Salak, Ini yang Dilakukan Karangasem

Tidak hanya itu saat malam Pangrupukan juga tercatat ada 4 kelahiran bayi. “Saat pangerupukan, ada 4 orang bayi yang lahir,” imbuhnya.

Salah satunya satu ibu yang melahirkan Siti Aminah, warga Banjar Belahpane Kelod Desa Sidan Kecamatan Gianyar saat ditemui Jumat kemarin. Wanita 40 tahun ini mengaku kelahiran ketika suasana hening, sepi, dan gelap menjadi kenangan manis. “Lumayan degdegan waktu sakit perut saat Nyepi,” ungkapnya.

Diakui kala itu perasaannya campur aduk antara pergi ke rumah sakit atau menunggu keesokan harinya setelah Nyepi. Namun apa daya, perutnya yang kian mulas mengharuskan sang suami Wayan Suteja meminjam mobil pick up terbuka di tetangga. “Perut terasa sakit mulai jam 8 malam. Tapi masih saya tahan. Tapi beberapa jam kemudian rasanya seperti sudah pecah ketuban akhirnya berangkat kesini. Lahirnya tengah malam, sekitar pukul 00.10 WITA,” katanya.

Baca juga:  Beban Listrik saat Nyepi Diperkirakan Turun hingga 40 Persen

Sampai akhirnya bayi perempuan yang belum diberi nama ini lahir secara normal dengan berat 3.200 gram dan panjang 50 cm. Diakui semestinya perkiraan bayi tersebut lahir pada 14 Maret. “Tapi sudah sakit pas Nyepi,” ujar ibu empat anak ini.

Diungkapkan pula selama perjalanan menuju rumah sakit pihaknya sempat berhenti sebanyak 4 kali karena ada Pecalang berjaga. Namun diakui saat itu hanya ditanya oleh pecalang mau ke mana? “Hanya ditanya mau kemana. Lihat saya kesakitan, langsung diberi jalan. Ada 4 kali rasanya ketemu pecalang,” ujarnya. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Diyakini Mampu "Nyomia" Bhuta Kala, Pamedek Berebut Ajengan Tawur Tabuh Gentuh
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *