Pengunjung melihat-lihat produk kerajinan di stand PKB. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XL segera digelar 23 Juni hingga 21 Juli mendatang. Seperti biasa, PKB tahun ini juga kembali diisi dengan pameran kerajinan di Art Center Denpasar.

Ada 215 buah stand yang dipersiapkan, tersebar sebanyak 92 stand di bawah Ardha Candra, 87 stand di bawah Ksirarnawa, 26 buah stand di Parkir Barat, dan 10 stand di Parkir Selatan (Dekranasda). “Dinas Perdagangan kabupaten/kota melakukan seleksi perajin, diawali dengan sosialisasi. Lalu merekomendasikan untuk bisa maju ke seleksi Provinsi. Di Provinsi, ada tim kurasi yang menyeleksi sampel-sampel produk perajin itu,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, I Putu Astawa dikonfirmasi, Selasa (22/5).

Dalam pameran kerajinan PKB sebelumnya, Astawa mengakui adanya kesan “pilih kasih” terhadap perajin kecil. Sebab, hanya perajin berskala besar saja yang seolah mampu menembus PKB. “Ini kan pamerannya lama, 1 bulan. Ada yang hanya mampu 2 hari saja, sudah habis barangnya. Ini kan tidak bisa pameran di PKB yang model-model begitu,” jelas mantan Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali ini.

Baca juga:  Penuh Tantangan, Berekspresi Seni di Tengah Pandemi

Menurut Astawa, pemerintah justru ingin produk-produk seni di Bali bisa mendapatkan tempat yang layak pada ajang PKB. Untuk itu ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Salah satunya harga yang pantas sehingga harus memenuhi standar tertentu.
Paling penting, tidak boleh ada diskon seperti halnya produk-produk yang dijajakan di pasar malam. “Dari sini kita akan membangun citra produk-produk kita supaya mendapatkan tempat melalui pemasangan label harga. Pokoknya dengan harga sama, kualitas sama, dimanapun dia beli itu sama. Jangan saling banting-bantingan harga,” jelasnya.

Baca juga:  Jumlah Tambahan Kasus COVID-19 Turun, Korban Jiwa Justru Naik dari Sehari Sebelumnya

Astawa menambahkan, para perajin juga jangan saling bersaing. Tapi sebaliknya mesti bersinergi supaya saling berjejaring dan akhirnya saling menguatkan.

Misalnya ada konsumen yang ingin mencari produk A di salah satu perajin. Jika tidak memiliki produk tersebut, perajin itu agar mengarahkan ke perajin lainnya yang memiliki. “Kemudian kita juga perlu antisipasi peristiwa kebakaran yang terjadi tahun lalu. Kita sudah menggandeng beberapa perusahaan asuransi. Preminya cumaRp 45.600. Nanti kalau terjadi kebakaran, kan dia mendapat tanggungan. Masalah krusial lainnya soal kebersihan, kita mengajak peserta pameran untuk ikut menjaga Art Center tetap asri,” tandasnya.

Baca juga:  Tambahan Warga Bali Tertular COVID-19 di Atas 60 Orang, Korban Jiwa Kembali Dilaporkan

Data Disdagperin Provinsi Bali, biaya sewa stand dibawah Ardha Candra dan di bawah Ksirarnawa dipatok Rp 6 juta. Sedangkan stand di parkir barat dan parkir selatan sebesar Rp 5 juta. Produk yang dipamerkan dibagi dalam kelompok tekstil/lembaran kain tekstil (kain tenun, endek, songket, bordir, dan celupan), kerajinan kayu (gasebo, jineng, patung, topeng, dll), kerajinan logam (emas, perak, alpaka, kuningan, besi, dll), kerajinan kulit hewan (tas, sepatu, wayang, sandal, dll), kerajinan berbahan baku ate, rotan, bambu, eceng gondok, daun lontar, dan lidi, kerajinan tanah liat (gerabah, keramik hias, guci), serta kerajinan lainnya (fashion, produk spa, dupa, lukisan, dll). (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *