Debit air di Telaga Tunjung mengalami penyusutan. (BP/ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Musim kemarau yang terjadi tahun ini, belumlah terlalu lama. Namun, debit air di sejumlah sungai menurun drastis. Kian mengecilnya aliran air sungai ini, membuat para petani yang memerlukan air untuk mengairi sawahnya mulai kelimpungan.

Penyusutan debit air juga terjadi di Bendungan Telaga Tunjung yang berlokasi di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Penyusutan debit air tersebut tentu saja mengakibatkan sejumlah lahan pertanian dikhawatirkan kekurangan air. Mengatasi hal itu, dinas pertanian Kabupaten Tabanan menyarankan agar petani mulai beralih menanam palawija.

Dari pantauan, nampak bagian dasar bendungan Telaga Tunjung dibagian Selatan mulai terlihat. Ini terlihat dari garis bekas air ketika air naik masih nampak terlihat. Bahkan surutnya terlihat sekitar satu meter.

Baca juga:  Musim Kemarau, Wilayah Perbukitan Kesulitan Air

Dan di sisi bagian timur, dasar sungai mulai terlihat sekitar dua sampai tiga meter dari dinding bendungan terbesar di Tabanan ini. Indikasi lain yang juga memastikan debit air mulai menyusut, terlihat dari tempat buangan air ketika air berlebih. Namun kini tidak ada lagi air yang mengalir ke pembuangan di bagian barat yang jelas terlihat kering.

Seperti diketahui, bendungan ini mengalirkan irigasi ke sejumlah subak di wilayah kecamatan Kerambitan dan sebagian di kecamatan Selemadeg Timur.

Mulai surutnya air, dipastikan aliran air ke beberapa subak juga akan berpengaruh. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahun ketika musim kemarau tiba di subak terluas di Tabanan yakni subak lanyah dan subak gadon di Selemadeg timur.

Baca juga:  Musim Kemarau Kapan Berakhir?

Terkait hal itu, kepala Dinas Pertanian (Distan) Tabanan I Nyoman Budana dikonfirmasi terpisah mengakui, Tabanan memang mulai memasuki musim kemarau. Bahkan sejauh ini belum ada tanda tanda musim hujan akan turun. “Musim kemarau memang cukup panjang, dan tidak ada tanda tanda musim hujan,” ucapnya, Rabu (2/5).

Hal ini kata dia akan berimplikasi pada ketersedian air untuk pertanian terutama sawah. Karena debit air sungai dipastikan akan turun. Terkait telah menyusutnya air bendungan Telaga Tunjung, Budana mengaku belum tahu.

Baca juga:  Mulai Masuk Musim Peralihan, Masyarakat Bali Diminta Bersiap Hadapi Kemarau

Ia mengaku akan mengecek bendungan tersebut untuk melihat kondisi debit air yang ada. “Saya belum tahu kalau air bendungan menyusut,” ungkap Budana.

Kalau hal itu benar, kata Budana akan berpengaruh pada pertanian basah (sawah) di Tabanan. Kalau musim kemarau telah tiba dipastikan sejumlah sawah di beberapa subak di Kerambitan terutama di wilayah pesisir akan kesulitan air.

Agar petani tidak merugi karena lahan kekeringan, pihaknya menyarankan agar petani mulai beralih menanam palawija seperti jagung, kacang tanah, kedelai dan tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. “Sembari menunggu musim hujan, disarankan para petani yang kesulitan air mulai beralih menanam palawija,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *