
DENPASAR, BALIPOST.com – Produksi padi di Provinsi Bali pada 2025 diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, luas panen padi tahun 2025 mencapai 99.540 hektare, turun 4.264 hektare (4,11 persen) dibandingkan 2024 yang mencapai 103.804 hektare.
Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Senin (3/11) mengatakan penurunan luas panen tersebut berdampak pada turunnya produksi padi.
Berdasarkan data, produksi Gabah Kering Panen (GKP) tahun 2025 diperkirakan sebanyak 727.105 ton, menurun 24.380 ton (3,24 persen) dari tahun 2024 yang mencapai 751.485 ton GKP. Dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG), produksi padi Bali pada 2025 diperkirakan mencapai 614.857 ton, turun 20.616 ton (3,24 persen) dibandingkan 2024 (635.473 ton GKG).
“Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras tahun 2025 diperkirakan sebanyak 346.752 ton, atau turun 11.627 ton (3,24 persen) dari 358.379 ton beras pada 2024,” katanya.
Ia memaparkan, berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), puncak panen padi di Bali tahun 2025 terjadi pada bulan Mei, dengan luas panen 14.122 hektare. Angka ini lebih rendah sekitar 2.379 hektare (14,42 persen) dibandingkan puncak panen Mei 2024.
Realisasi panen padi sepanjang Januari–September 2025 tercatat 71.509 hektare, turun 6.931 hektare (8,84 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (78.440 hektare). Sementara potensi luas panen Oktober–Desember 2025 diperkirakan sekitar 28.031 hektare. Dengan demikian, total luas panen padi 2025 diperkirakan mencapai 99.540 hektare.
Produksi padi di Bali sepanjang Januari–September 2025 diperkirakan 506.935 ton GKP, turun 48.836 ton (8,79 persen) dibandingkan 555.770 ton GKP pada periode yang sama tahun 2024. Sementara potensi produksi Oktober–Desember 2025 mencapai 220.170 ton GKP.
Dalam bentuk GKG, produksi padi Januari–September 2025 diperkirakan 428.676 ton, turun 41.297 ton (8,79 persen) dari 469.973 ton GKG pada periode yang sama tahun 2024. Potensi produksi Oktober–Desember 2025 diperkirakan 186.181 ton GKG.
Tiga kabupaten dengan produksi padi tertinggi tahun 2025 adalah Tabanan, Gianyar, dan Badung. Sedangkan produksi terendah tercatat di Denpasar, Bangli, dan Klungkung. Ia mengatakan, penurunan produksi cukup besar terjadi di Gianyar, Buleleng, Denpasar, Badung, Bangli, dan Klungkung, sementara peningkatan produksi hanya terjadi di Jembrana, Tabanan, dan Karangasem.
“Produksi beras di Bali pada 2025 diperkirakan tertinggi pada Mei, sebanyak 46.839 ton, dan terendah pada Februari, sebanyak 16.307 ton. Pola ini serupa dengan kondisi pada tahun 2023 dan 2024, di mana puncak produksi juga terjadi pada bulan Mei,” terangnya.
BPS Bali menjelaskan, angka luas panen dan produksi 2025 bersifat sementara, karena sebagian masih merupakan hasil estimasi dari potensi panen dan produktivitas Subround III (September–Desember) 2025. Angka tetap akan ditetapkan setelah hasil survei KSA bulan Oktober–Desember dan survei Ubinan Subround III selesai.
Ia juga menjelaskan, sejak 2017, penghitungan luas lahan baku sawah dilakukan melalui dua tahap verifikasi. Pertama menggunakan citra satelit resolusi tinggi, dan kedua melalui validasi lapangan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Berdasarkan Keputusan Menteri ATR/BPN No. 446.1/SK-PG.03.03/V/2024 tanggal 31 Mei 2024, luas lahan baku sawah nasional tahun 2024 ditetapkan sebesar 7.384.341 hektare.(Dika/balipost)








