ebanyak 75 rumah warga di Dusun Bukit Sari, Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak terendam banjir Sabtu (10/3). (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 75 rumah warga di Dusun Bukit Sari, Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak terendam banjir Sabtu (10/3). Banjir ini akibat Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Saba yang melintasi wilayah ini tidak mampu mengalirkan volume air hujan yang begitu besar.

Air kemudian meluap dan merendam puluhan rumah warga dengan ketinggian air sekitar 1 meter. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam ruas jalan nasional Singaraja – Gilimanuk hingga memicu kemacetan arus kendaraan yang melintas dari kedua arah.

Baca juga:  Ini, Pemicu Banjir Bandang Dencarik yang Sebabkan Ratusan Rumah Terendam

Awalnya, air hanya merendam pekarangan warga. Namun semakin lama luapan air terus bertambah deras hingga ketinggian air di rumah warga pun sekitar 1 meter. Situasi ini membuat warga berusaha untuk mengalirkan genangan air dengan menjebol pagar rumah mereka.

Namun upaya itu belum bisa menyurutkan air yang merendam rumah warga. Perlengkapan rumah tangga mereka pun ikut terendam. Hingga Minggu (11/3), dari puluhan rumah tinggal empat rumah warga yang masih terendam air.

Baca juga:  Jenazah Terapung Ditemukan di Perairan Kedonganan

Perbekel Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak Drs. I Nyoman Juliana mengatakan, saat banjir warganya sempat mengungsi ke rumah kerabatnya. Dia pun saat itu sudah menyarankan warga untuk tinggal sementara di aula kantor desa. Sejumlah perlengkapan seperti alas tidur hingga logistik untuk memasak sudah disiapkan.

Akan tetapi warga memilih untuk numpang di rumah kerabatnya. “Logistik juga sudah disiapkan dan ibu-ibu PKK Desa juga sudah siap memasak untuk warga yang terdampak banjir,” katanya.

Baca juga:  Lumba-lumba Serbu Perairan Klungkung, Nelayan Pilih Libur Melaut

Menurut Juliana, penyebab banjir di desanya itu karena curah hujan tinggi hingga aliran air di DAS Tukad Saba meluap. Sebenarnya luapan air itu bisa dialirkan lewat irigasi subak yang ada. Celakanya, irigasi itu kurang terawat dan permukaanya dangkal karena tersumbat sampah dan endapan sedimentasi.

Untuk penanganan lanjutan, desa akan kembali mengajukan bantuan perbaikan irigasi dan gorong-gorong, baik ke kabupaten maupun ke Pemprov Bali. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *