Ilustrasi. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Flu Unta, atau disebut juga sebagai Middle East Respiration Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), sebenarnya bukanlah jenis penyakit baru. Penyakit mematikan pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus korona ini pertama kali ditemukan di Saudi Arabia pada tahun 2012, yang kemudian banyak berkembang di negara-negara Timur Tengah.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sejak awal kemunculannya hingga saat ini, tercatat ada 2.040 orang tertular virus MERS. Sebanyak 712 orang meninggal dan kasus terjadi di 27 negara. Inilah yang menyebabkan banyak orang yang ingin bepergian ke Timur Tengah atau mereka yang ingin melakukan ibadah haji atau umrah jadi was-was.
Penularan flu unta

Dikutip dari klikdokter.com, penyakit yang dikenal mematikan ini dapat dengan sangat mudah menular. Hal inilah yang membuat virus ini cepat menyebar, karena gejala tahap awal yang mirip dengan gejala flu biasa, seperti batuk, nyeri tenggorokan, demam, dan nyeri sendi. Namun pada orang yang terkena flu unta, kondisinya akan makin memburuk, sehingga membuatnya sulit bernapas, infeksi makin meluas, dan dapat berujung pada kematian.

Baca juga:  Kisruh RS KDH Bross Singaraja, Mediasi Gagal Capai Hasil

Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah dan belum ada pengobatan antiviral khusus yang direkomendasikan untuk infeksi flu unta. Seseorang yang terjangkit MERS-Cov biasanya menerima perawatan medis untuk membantu menghilangkan gejala. Untuk kasus yang parah, perawatan ini mencakup perawatan untuk mendukung fungsi organ vital.
Mencegah tertular flu unta

Meski demikian, jangan sampai Anda merasa pasrah. Ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena flu unta, khususnya jika Anda berencana pergi ke negara-negara di Timur Tengah.

Baca juga:  Dari Mayjen (Purn) Putera Astaman Berpulang hingga Jumlah Usaha Mikro di Bali Terima BLT Rp 2,4 Juta

1. Cuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik. Lakukan hal yang sama terhadap anak Anda. Jika air dan sabun tidak tersedia, Anda dapat menggunakan hand sanitizer.
2. Tutup hidung dan mulut ketika Anda batuk atau bersin. Selanjutnya, buang tisu tersebut ke tempat sampah.
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor atau belum dicuci.
4. Hindari kontak personal, seperti ciuman, berbagi gelas atau peralatan makan dengan orang yang sedang sakit.
5. Bersihkan dan desinfeksi secara rutin permukaan dan benda-benda yang sering disentuh seperti kenop pintu, permukaan tangga, remote, dan lain-lain.

Khusus untuk Anda yang akan bepergian ke Timur Tengah, pastikan Anda membawa perlengkapan dan kesehatan diri seperti sabun cair antiseptik, hand sanitizer, obat kumur, masker, dan antiseptik yang mengandung povidon-iodin. “Povidon-iodin secara efektif terbukti membunuh 99.99% virus MERS-Cov dalam waktu 15 detik,” kata Dr. Maren Eggers, Head of Experimental Virology and Department of Disinfectant Testing Laboratory, Jerman.

Baca juga:  Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, BNNP Bali Harapkan Dukungan Instansi Pemerintahan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan untuk menghindari kontak dengan unta, mengonsumsi daging unta mentah, minum susu unta, bahkan untuk tidak minum kencing unta—yang beberapa orang menganggapnya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.

Selain langkah-langkah yang sudah disebutkan di atas, ada satu lagi cara yang tak kalah penting, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat. Dengan konsisten makan makanan bergizi yang diimbangi dengan olahraga, sistem kekebalan tubuh akan dapat terjaga. Kekebalan tubuh sangat penting untuk melindungi Anda agar tidak tertular flu unta. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *