hujan abu
Pengungsi di Wantilan Desa Timbrah nampak belum mengenakan masker. Mereka mengaku belum dapat masker. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Hujan abu akibat letusan Gunung Agung sudah semakin meluas. Bahkan, ketebalan hujan abu sudah menutupi daun pepohonan dan atap rumah-rumah warga di sekitar lereng Gunung Agung, Minggu (26/11) pagi. Hujan abu terus mengejar hingga ke tempat pengungsian. Warga pun tidak semua mendapatkan masker, dikarenakan stok terbatas.

Sejak pagi, warga dari lereng Gunung Agung, seperti dari Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, kembali ramai-ramai mengungsi. Konsentrasi warga mengungsi terpecah ke beberapa titik pengungsian. Salah satunya, warga pengungsi memilih tempat terdekat seperti di Desa Pertima, Kecamatan Karangasem. Salah satu warga, Wayan Suena, mengaku baru memutuskan mengungsi sejak pagi tadi. Sebab, hujan abu sudah semakin tebal dan mulai menganggu pernapasan.

Baca juga:  Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Pengungsi di Desa Tenganan

“Gempa-gempa juga semakin terasa di rumah. Biar aman lebih baik mengungsi. Sepertinya ini akan berlangsung lama,” kata Suena, saat ditemui di titik pengungsian di Wantilan Desa Pakraman Timbrah.

Dia mengangkut seluruh anggota keluarganya ke lokasi pengungsian ini. Dia mengeluh napasnya mulai sedikit berat, karena sejak awal tak memakai masker. Hujan abu ini juga membuat matanya sedikit perih. Tetapi, sampai di pengungsian, dia sendiri belum memperoleh masker. “Sebagian besar pengungsi di Desa Bebandem akan menuju kesini, mereka sedang tertahan disana, karena belum ada yang mengangkut,” kata warga pengungsi lainnya, Komang Wirta.

Sebagian besar pengungsi di tempat ini adalah lansia dan anak-anak. Mereka nampak shock dengan situasi letusan magmatik yang memicu hujan abu ini. Sebagian besar dari mereka belum mengenakan masker. Padahal, hujan abu juga sampai ke tempat pengungsian ini.

Baca juga:  Longsor di Puncak Barat Gunung Agung, Disebabkan Paparan Abu Vulkanik

Perbekel Pertima, Gusti Ayu Biksuni, mengakui persediaan masker di poskonya sudah menipis. Sisa stok masker hanya satu dus kecil. Sebab, stoknya sudah pernah dibagikan sebelumnya, sewaktu terjadi gelombang pengungsi pertama kali ke desa ini. Untuk mengatasi kelangkaan masker ini, dia berupaya berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Karangasem I drg. Ni Luh Panca Parwitasari.

Hasilnya, Panca Parwitasari mengatakan pihak puskesmas sementara juga belum diberikan masker untuk situasi erupsi seperti sekarang. “Namun, persediaan masker kami di puskesmas hanya untuk pelayanan kesehatan ada sekitar 1.000 saja.Itu pun tadi pagi sudah diambil oleh kecamatan untuk dibagikan di jalan oleh polsek bersama rekan di puskesmas,” katanya.

Baca juga:  Warga 17 Desa Ini Harus Segera Mengungsi

Untuk mengatasi kekurangan ini, dia mengaku akan mengamprahkan lagi ke Dinas Kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan dr. I Gusti Bagus Putra Partama, saat dihubungi menegaskan untuk masker katanya sudah disiapkan di setiap puskesmas. Kalau stoknya sudah habis, harus segera amprah lagi ke Pos Komando Tanah Ampo, agar segera dikirimkan ke titik pengungsian yang masih kekurangan. Disana stok masker masih sangat banyak. Untuk mempercepat distribusi, sebaiknya petugas puskesmas proaktif membantu amprah dan distribusinya. (Bagiarta/Bali Post)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *