Palebon Ketua Yayasan PR Saraswati, I Gusti Gede Anom digelar Minggu (19/11). (BP/san)
TABANAN, BALIPOST.com – Upacara pelebon Ketua Yayasan PR Saraswati, I Gusti Gede Anom berjalan dengan lancar, Minggu (19/11). Jenazah almarhum diletakkan dalam bade Meru Tumpang Sembilan setinggi 16 meter.

Mobilisasi bade hingga ke setra menggunakan fasilitas alat angkut beroda yang didorong setidaknya 250 orang krama. Mereka berasal dari 8 banjar di Desa Adat Pandak Gede Kediri.

Rencananya bade akan dibakar Selasa (21/11). Bade setinggi 16 meter tersebut untuk sementara didiamkan di Setra Desa Adat Pandak Gede Kediri.

Anak ke-2 I Gusti Gede Anom, A.A Satria Dewi, mengatakan pembakaran bade yang membawa jenazah almarhum tidak bisa langsung dilakukan pada Minggu (19/11) dengan pertimbangan keselamatan dan kelestarian lingkungan sekitar. “Badenya tinggi dan tidak bisa begitu saja dibakar dengan bentuk utuh. Ada tekniknya. Karenanya akan dibakar dua hari dari sekarang,” ujarnya.

Baca juga:  Begini Pengolahan Sampah di Desa Bantas

Rencananya untuk keselamatan lingkungan sekitar, bade dengan tinggi 16 meter akan dipotong beberapa bagian dan kemudian barulah dibakar.

Dalam prosesi pengangkatan bade dari Puri Gede Batan Ancak Desa Pandak Kediri ke setra, kata Satria Dewi, melibatkan 250 orang. Total tenaga yang membantu upacara tersebut sekitar 400 orang dari delapan banjar Desa Adat Pandak Gede.

Untuk memudahkan pengangkatan bade yang memiliki berat 2 ton ini pihaknya menyediakan alat angkut dengan roda dibagian depan dan belakang. “Jadi tidak memberatkan warga dan tidak ditegen karena beratnya hingga 2 ton,” ujarnya.

Baca juga:  "Inih" Ajak Masyarakat Berhemat Air

Dalam penyelesaian pembuatan Bade yang dipesan di Puri Klungkung ini membutuhkan waktu yang cukup cepat yaitu sebulan. “Pembuatannya di Puri Klungkung sementara dipasang di sini. Bentuknya knock down. Terharu ketika warga bergotong royong memasang dan mengangkat bade tersebut hingga bisa berdiri tegak,” tuturnya.

Upacara plebon Sawa Prateka, almarhum I Gusti Gede Anom menarik perhatian wisatawan. Cukup banyak yang datang untuk melihat prosesi upacara yang jarang digelar di Tabanan ini.

Selain upacara plebon, sehari sebelum pada Sabtu (18/11) digelar upacara pembersihan mendak toya. Dalam upacara ini dikirab dengan Meped. Begitu juga saat pemuspaan. Kirab Mepeed ini pun menjadi perhatian baik warga setempat maupun wisatawan.

Baca juga:  Rencana Jalur Trem di Kuta, DPRD Badung Ngaku Tak Tahu

Satria Dewi mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan yang diberikan semua pihak sehingga upacara berjalan lancar. Ia juga meminta maaf jika upacara tersebut menganggu kenyamanan pengguna jalan karena jalan menujur areal upacara ditutup selama 24 jam dari Sabtu (18/11) pukul 13.00 Wita hingga Minggu (19/11) pukul 13.00 Wita. “Kami sudah memberikan pengumuman dan permakluman jauh-jauh hari soal penutupan jalan tersebut. Sudah diberikan jalan alternatif,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *